Perjalanan studinya di STT Iman Jakarta kurang lebih tiga tahun, ia rangkum dalam kesan dan pesan, yang ia bacakan di depan seluruh wisudawan/i, dosen, dan tamu undangan.
Saya ingin mengutip catatan beliau itu di sini bagi anda.
Salam sejahtera bagi kita semua
Menjalani studi di STT Iman Jakarta merupakan anugerah Tuhan yang saya terima. Semua bisa dijalani dengan baik karena pertolongan-Nya. Terkhusus bagi saya ini. Usia bukan penghalang untuk memenuhi panggilan pelayanan yang Tuhan percayakan bagi kita. STT Iman Jakarta sebagai institusi pendidikan Teologi yang nengemban amanat Tuhan Yesus melalui para dosen  telah memberi teladan, mengajar, mendidik dan membimbing kami para mahasiswa untuk memiliki karakter, komitmen dan kompetensi untuk menjadi gembala yang memiliki hati misioner. Karakter Tuhan Yesus yang berakar kuat menguatkan iman percaya kepada-Nya di tengah pergumulan pelayanan. Komitmen yang mengikat kesungguhan iman pelayanan serta kompetensi yang memberikan kontribusi untuk membangun kualitas pelayanan. Sehingga terjalin kesinergisan antara iman,  pelayanan dan ilmu. Bersyukur untuk kebaikan hati dan panggilan pelayanan para stake holder di STT Iman Jakarta ini, terkhusus pada pembina yayasan, yayasan, pimpinan, para dosen, staf yang bersinergi dengan ketulusan hati memberikan pelayanan yang tulus bagi mahasiswa dalam menjalani studi di STT Iman Jakarta. Pada akhirnya biarlah segala yang kita lakukan dalam hidup ini didasari oleh iman yang teguh kepada Tuhan Yesus maka semuanya akan ditambahkannya bagi kita. By His Grace for His Glory.
Setelah Oma Albertina selesai membacakan catatannya, semua wisudawan/i, dosen, dan tamu undangan spontan bertepuk tangan memuji Oma Albertina.
Meskipun tidak memecahkan rekor MURI seperti Oma Patricia, tetap saja saya kagum dengan semangat belajar beliau. Sebagai rekan seperjuangan, saya ikut senang dan bersyukur atas pencapaian akademis beliau.
Oma Patricia dan Oma Albertina telah menjadi teladan dalam dunia pendidikan. Bagi mereka, usia tidak menjadi penghalang untuk mengenyam pendidikan. Belajar bagi mereka itu seumur hidup.
Jadi, kalau ada di antara pembaca Kompasiana, terutama yang masih muda, namun males-malesan belajar, segera tobat! Malu sama kedua Oma yang diceritakan di atas.
Salam semangat, semoga berkenan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H