Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Arti Hidup Berkelimpahan: Sebuah Refleksi

26 September 2023   16:10 Diperbarui: 15 Oktober 2023   22:43 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ingin memulai tulisan pertama saya di Kompasiana ini dengan sebuah pengalaman pribadi, yang saya harap pengalaman saya ini, dapat memberkati dan menginspirasi para pembaca Kompasiana.

Selama tinggal di Jembatan Lima Jakarta Barat, saya pernah satu kali keracunan makanan. By the way, apakah kalian juga pernah keracunan makanan seperti saya?

Saya lupa persis kejadiannya tahun berapa. Sepertinya, itu adalah tahun-tahun awal saya tinggal di Jakarta.

Ketika mengalami keracunan makanan pertama kali, perut saya terasa berputar-putar, sakit sekali, rasanya ingin muntah. Dan benar, saya akhirnya muntah-muntah.

Itu terjadi tengah malam, sekitar pukul 12. Saat itu, saya sedang berada di lantai 4, sendirian.

Dalam kondisi lemas, saya paksakan ke kamar mandi untuk memuntahkan makanan yang tadi siang saya makan di warteg depan gereja - salah satu warteg langganan saya.

Setelah dimuntahkan, saya menelpon seorang teman baik untuk datang menjemput saya di gereja. Puji Tuhan, teman baik itu akhirnya datang menjemput saya dan membawa saya ke gereja (bukan rumah sakit, ya!), di mana dia tinggal dan melayani saat itu.

Saya tidak tahu nasib saya sepanjang malam, seandainya teman saya tidak datang menjemput saya. Malam itu, saya terpaksa nginap di tempatnya, hingga kondisi saya membaik.

Sejak peristiwa malam itu, saya tidak pernah lagi makan makanan warteg depan gereja. Saya putuskan untuk masak sendiri. Masak sendiri lebih terjamin ketimbang kita beli di warteg. Sebab, kita tidak pernah tahu bagaimana mereka mengolahnya.

Setelah mengalami pengalaman keracunan makanan, dan pengalaman sakit lainnya, saya mulai mengerti sekarang apa arti perkataan Tuhan Yesus: "Aku datang memberikan hidup, bahkan memberikan hidup yang berkelimpahan." (Yoh. 10:10).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun