Saya berpikir dan merenung: Waktu saya sehat, saya bisa membantu orang lain, saya bisa melayani jemaat Tuhan, saya bisa berjalan dan berlari. Tetapi, ketika saya terbaring sakit selama beberapa hari, saya tidak bisa berbuat apa-apa, segala sesuatu yang saya perlukan dibantu oleh orang lain.
Saya mulai mengerti apa bedanya "sekadar hidup" dan "hidup yang berkelimpahan." Waktu kita sekarat, kita mungkin masih hidup, tetapi tidak mungkin dapat menolong orang lain.
Tetapi, ketika kita memiliki kekuatan untuk menata hidupmu sendiri dan masih memiliki kekuatan lebih untuk menolong orang lain yang dalam kesusahan, itu namanya hidup yang berkelimpahan. Hidup berkelimpahan adalah soal menolong orang yang kesusahan.
Selama masih kuat dan sehat, selama masih diberikan kesempatan hidup, baiklah kita membantu orang lain yang membutuhkan, mengajak orang lain pergi ke gereja, berdoa untuk orang lain, dan mengabarkan Injil Kerajaan Allah kepada orang lain.
Sebagaimana Yesus Kristus memberikan hidup yang berkelimpahan kepada kita, marilah kita juga membuat hidup orang lain menjadi berkelimpahan dengan berkat rohani daripada Yesus Kristus.
Saya rasa itu dulu yang bisa saya ceritakan pada tulisan perdana di Kompasiana ini. Terima kasih sudah mampir membaca cerita saya. Kita jumpa lagi dalam tulisan-tulisan saya mendatang, yang tentunya memberkati dan menginspirasi kalian.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H