Di group what's app yang satu lagi, mayoritas yang bersuara adalah pria, dan dengan gaya yang arogan, mereka seakan-akan lebih mengetahui semua hal. Tanpa rasa sensitif, mereka tidak menyadari bahwa jarang sekali anggota wanita dari group tersebut menyuarakan pendapat mereka. Apa yang salah? apakah memang Pria-pria Indonesia ini terlalu arogan? atau Wanita-wanita Indonesia yang terlalu penakut?
Saatnya untuk wanita Indonesia mematahkan Stereotype yang ada
Secara saintifik, Wanita memang tercipta seimbang, dan secara agama, peran imbang dan saling melengkapi wanita dan pria sangat dianjurkan. Pada titik ini, apabila ada diskriminasi, maka hal itu tidak boleh di terima. Penolakan ini membutuhkan kerjasama semua pihak yang memiliki akal sehat, baik pria dan wanita.
Bila perilaku diskriminatif ini masih terjadi, berarti semua pihak memang masih "membolehkan"nya untuk terjadi. Dorongan perubahan ini juga harus dilegalisasi, dengan menambah clausul dalam undang-undaan tenaga kerja, yang kan memberikan sangsi hukum kepada institusi yang melakukan diskriminasi secara jender. Hal ini akan bermuara kepada revisit mekanisme untuk menaikan tingkat partisipasi wanita dalam semua sektor di Indonesia, baik pemerintah maupun swasta. Hal itu juga termasuk mengkaji ulang tingkat pembayaran gaji yang berbeda.
Para wanita Indonesia yang sudah terdidik, dan sudah maju pikirannya pun harus berani mengambil sikap tegas, menyontoh langkah Kartini. Jangan takut tertekan secara publik. atau kemudian takut di tinggalkan Suami yang bersikap arogan, atau terancam karena kemajuan wanita, lalu bersikap abusive. Menyuarakan suaramu secara percaya diri adalah hak asasimu.
Butuh waktu panjang untuk merubah budaya dan pandangan yang salah ini, tetapi kalau tidak kita lakukan dari sekarang, maka anak-anak kita, terkhusus anak-anak perempuan kita akan hidup dalam budaya ini yang merugikan mereka di masa yang akan datang.
Satu hal yang pasti, statistik menunjukan bahwa daya tahan dan produktifitas wanita lebih tinggi. Oleh sebab itu, dengan menambah pemimpin bisnis wanita, maka produktifitas sektor-sektor usaha akan semakin tinggi, dan ini akan membawa hal yang positif untuk semua Pihak, baik negara (dari sisi usaha efisiensi input GDP), maupun dari sisi perusahaan itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H