Mohon tunggu...
Billy Maleng
Billy Maleng Mohon Tunggu... Teknisi - Biar mereka mengutuk, Engkau akan memberkati; biarlah lawan-lawanku mendapat malu, tetapi hamba-Mu ini kiranya bersukacita.

saya berpikir maka saya ada

Selanjutnya

Tutup

Roman

Di Atas Awan

7 Maret 2024   15:45 Diperbarui: 7 Maret 2024   15:49 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://regional.kompas.com/read/2019/09/19/10500091/9-negeri-di-atas-awan-yang-ada-di-indonesia-indahnya?page=allInput sumber gambar

 

Di suatu pagi yang cerah, Anna menemukan dirinya berjalan di atas sebuah bukit yang tertutup oleh awan tebal. Angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya membuatnya merasa seolah-olah melayang di udara. Dia tersenyum, merasa bebas dari belenggu yang pernah mengikatnya.

Tiba-tiba, suara langkah kaki dari belakang mengganggu kesendirian Anna. Dia berbalik dan melihat seorang pria muda berdiri di hadapannya dengan senyum lembut di wajahnya. Mata mereka bertemu dalam sebuah tatapan yang membuat jantung Anna berdebar lebih kencang.

"Pagi yang indah, bukan?" ucap pria itu dengan suara yang lembut.

Anna tersenyum, merasakan kehangatan dalam hatinya. "Ya, sangat indah."

Pria itu mengulurkan tangannya. "Namaku Lucas. Senang bertemu denganmu di sini."

Anna menerima uluran tangan itu dengan gemetar. "Aku Anna. Juga senang bertemu denganmu."

Mereka berdua berjalan di atas bukit, saling berbagi cerita tentang hidup mereka. Anna merasa seolah-olah dia telah menemukan seseorang yang bisa mengerti dirinya sepenuhnya. Lucas, dengan kehangatan dan kebijaksanaannya, memberinya rasa kenyamanan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Namun, kebahagiaan mereka terganggu ketika awan di langit mulai bergerak, menutupi sinar matahari yang hangat. Anna merasa kegelapan mulai menghampiri, dan dia tahu bahwa dia harus membuat keputusan sulit.

"Anna," kata Lucas dengan suara penuh perhatian, "Aku takut kita harus berpisah sebentar. Aku punya tanggung jawab yang harus kujalani."

Anna merasakan kepedihan menusuk hatinya. Dia tahu bahwa dia tidak bisa mempertahankan momen bahagia ini untuk selamanya. "Aku mengerti, Lucas. Kita akan bertemu lagi, kan?"

Lucas menatapnya dengan mata penuh cinta. "Ya, kita pasti akan bertemu lagi. Kita akan menunggu di atas bukit ini, di atas awan, di mana kita akan bersama selamanya."

Dengan perpisahan yang menyakitkan, Anna melangkah mundur, menatap Lucas yang tersenyum lembut padanya. Dia merasa seperti melayang di udara lagi, tetapi kali ini, dia tidak sendirian. Dia memiliki kenangan indah dan janji akan pertemuan di masa depan.

Dan di atas bukit itu, di atas awan-awan yang berarak, Anna berjalan perlahan-lahan, dengan hatinya dipenuhi oleh cinta dan harapan. Karena di atas sana, di antara awan-awan yang lembut, ada janji akan cinta yang abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun