Keduanya saling dorong. Memet yang tubuhnya agak gemuk berhasil membuat Cepi yang kerempeng tersungkur. Dengan sempurna Memet berhasil mendapatkan layang-layang itu.
“Yes, aku dapat, aku dapat!” Memet melompat-lompat kegirangan.
Namun kegembiraan Memet tak bertahan lama. Tanpa disadarinya, tusukan sapu lidi Cepi membuat layang-layang itu robek.
Brebet! Bet! Bet!
“Cep! Kau merusak layang-layangku!” Wajah Memet berubah merah seperti udang rebus.
“Maafkan aku, Met, Maaf! Aku Khilaf!”
“Khilaf dari Hongkong! Ayo ganti layang-layangku!”
Memet mengejar Cepi yang keburu lari tunggang-langgang. Keduanya berlari keliling lapangan dan berhenti setelah ada layang-layang lain yang putus.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H