Kerajinan vs Inferioritas (Usia Sekolah): Anak mulai belajar berbagai keterampilan. Jika berhasil, anak akan merasa kompeten.
Identitas vs Kebingungan Identitas (Adolesen): Remaja mencari tahu siapa dirinya. Jika berhasil, remaja akan merasa percaya diri.
Intimasi vs Isolasi (Dewasa Muda): Orang dewasa muda membangun hubungan yang intim. Jika berhasil, mereka akan merasa memiliki hubungan yang berarti.
Produktivitas vs Stagnasi (Dewasa Tengah): Orang dewasa berkontribusi pada masyarakat. Jika berhasil, mereka akan merasa puas.
Integritas Ego vs Keputusasaan (Usia Lanjut): Orang tua merenungkan hidup yang telah dilaluinya. Jika merasa puas, mereka akan memiliki integritas ego.
Contoh Sederhana
Misalnya, seorang anak yang selalu dikritik oleh orang tuanya saat mencoba hal baru mungkin akan tumbuh dengan perasaan tidak percaya diri dan ragu-ragu untuk mencoba hal baru di masa depan. Ini adalah contoh dari konflik pada tahap "Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu".
Kesimpulan
Teori Erikson adalah alat yang berguna untuk memahami diri sendiri dan orang lain. Dengan memahami tahapan-tahapan perkembangan ini, kita bisa lebih menghargai perbedaan dan memberikan dukungan yang tepat kepada orang-orang di sekitar kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI