Mohon tunggu...
Nabila Sulaeman
Nabila Sulaeman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Padang

Saya adalah seorang mahasiswa biologi yang tertarik pada isu lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Hutan ke Pasar Dunia: Dampak Perdagangan Internasional terhadap Hewan Endemik Sumatera

3 Oktober 2024   18:18 Diperbarui: 3 Oktober 2024   18:38 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perspektif Mahasiswa Biologi

Melihat fenomena ini diperlukan perhatian serius dari berbagai pihak. Keberadaan hewan endemik Sumatera yang unik merupakan komponen penting dari keanekaragaman hayati global dan mendukung kestabilan ekosistem. Kehilangan spesies ini tidak hanya merugikan dari segi ekologis, tetapi juga mengakibatkan hilangnya warisan genetik dan ilmiah yang tidak dapat tergantikan. Aktivitas perdagangan ilegal menghambat upaya penelitian dan pelestarian yang berpotensi memberikan manfaat ilmiah dan medis bagi umat manusia.

Masyarakat memiliki peran penting dalam melindungi keanekaragaman hayati Indonesia. Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya perdagangan hewan endemik dan dampaknya terhadap ekosistem. Edukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian spesies-spesies ini dan dampak negatif dari konsumsi produk yang berasal dari perdagangan ilegal adalah langkah awal yang sangat penting. Peranan mahasiswa dan civitas akademik lain tentu akan membantu penyebaran informasi dan edukasi terhadap masyarakat.  Mendukung upaya pelestarian melalui partisipasi dalam program konservasi, donasi, dan dukungan untuk kebijakan perlindungan satwa juga dapat membuat perubahan yang besar.

Biopiracy 

Selain perdagangan ilegal, biopiracy juga merupakan ancaman besar bagi keanekaragaman hayati Indonesia. Biopiracy merujuk pada pengambilan dan pemanfaatan sumber daya genetik dari negara berkembang tanpa izin atau kompensasi yang adil. Dalam hal ini, spesies endemik Indonesia sering menjadi target bagi perusahaan-perusahaan asing yang mengklaim hak atas penemuan atau inovasi bioteknologi tanpa menghormati hak-hak lokal atau memberikan keuntungan yang adil bagi negara asal. Fenomena ini tidak hanya merugikan negara secara ekonomi tetapi juga mengancam keragaman hayati dengan cara eksploitasi dan tidak berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun