Hidup selalu ditandai dengan pertemuan dan perpisahan.
Segala sesuatu ada waktunya, begitu kata sang pengkotbah dalam kitab para nabi. Ada waktu untuk bersekolah. Ada waktu untuk tamat sekolah. Akhir tahun ajaran sekolah membuat orang berlinang. Karena ada yang akan meninggalkan sekolah.
Mereka yang tamat bersedih karena meninggalkan sekolah yang adalah rumah keduanya. Mereka yang ditinggalkan sedih karena kehilangan orang-orang yang sudah dianggap sebagai anggota keluarga sendiri.
Akhir tahun sekolah tidak hanya membuat orang berlinang, tetapi menghadirkan senyum gembira. Akhir tahun sekolah tidak hanya memisahkan relasi, tetapi mendatangkan pertemuan baru. Yang tamat akan mendapat teman baru di tempat baru. Yang ditinggalkan akan kedatangan orang-orang baru. Jadi, orang akhirnya bertemu bukan untuk berpisah. Orang berpisah untuk bertemu. Air mata perpisahan akan diseka oleh kehadiran orang-orang baru dan pertemuan dengan orang-orang baru di tempat baru.
Gugurnya sakura pertanda musimnya berakhir. Tetapi, itu bukan berarti sakura berakhir. Sakura kembali ke ritmenya yakni membentuk diri menunggu musim mendatang untuk mekar.
Satu pelajaran penting dari fenomena sakura adalah tentang keindahannya. Sakura mekar hanya dalam beberapa hari, tetapi memberi keindahan maksimal. Karena itu, orang memberinya predikat bijin hakumei– indah tapi berusia pendek.
Hidup maksimal seperti yang ditunjukkan oleh Sakura tidak harus berlama-lama. Perpanjangan waktu hanya akan menghasilkan kesia-siaan. Singkat, tetapi mempesona lebih dihargai. Segala sesuatu yang indah tak harus berlama-lama. Bila berlangsung lama akan kehilangan daya pikatnya.
Lagu-lagu yang menyentuh hati manusia pun sama. Tidak panjang-panjangg. Pendek. Tetapi, menghibur. Ada kerinduan untuk didengar lagi. Pidato pendek biasanya menetap dalam hati pendengar. Pidato panjang hanya melahirkan kebosanan.
Kebersamaan juga sama mesti mengenangkan. Kebersamaan yang membosankan tak harus dirawat. Karena, hanya buang-buang waktu dan energi.
Perpisahan tak harus ditangisi. Mestinya dirayakan. Perpisahan bukan kata akhir untuk sebuah persahabatan. Orang berpisah untuk bertemu. Karena itu, setiap perpisahan di akhir tahun sekolah tidak harus ditandai derai air. Tetapi, gelak tawa ria.
Satu hal yang perlu ditangisi adalah apakah orang sudah meninggalkan sesuatu yang bermutu untuk almamater. Bila Anda tidak meninggalkan apa-apa untuk sekolah berlinanglah.