Depok -- Literasi keuangan dan permodalan sangat penting bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) karena membantu pemilik UMKM dalam mengelola keuangan mereka dengan lebih baik dan memperoleh akses ke modal yang diperlukan untuk pertumbuhan bisnis.Â
Untuk mendukung tujuan tersebut  Tim dosen dari Universitas Persada Indonesia Y.A.I.  (UPI Y.A.I) pemenang hibah pengabdian masyarakat (PKM) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2023 bekerja sama dengan Bank Jawa Barat (Bank JaBar) menyelenggarakan  acara  Ngobrol Bareng BJB dengan tema "Pentingnya Literasi Keuangan Digital Bagi Pelaku UMKM".  Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan dalam upaya pemberdayaan UMKM di Kota Depok binaan Yayasan GEMMA Indonesia Raya yang diketuai oleh Ibu Sri Setiawati, S.Pd., M.M.  Sedangkan Tim dosen  Hibah PKM  dari UPI Y.A.I diketuai oleh Ibu Estu Mahanani, SP., MM dengan anggota Bapak  Dr. Ahmad M. Thantawi, ST, MM dan Ibu Bida Sari, SP. MSi  serta melibatkan beberapa mahasiswa dari kampus UPI Y.A.I dalam rangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)  yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Kegiatan Ngobrol Bareng BJB ini merupakan seri ketiga  dari rangkaian kegiatan hibah PKM  yang dilaksanakan oleh  Tim dosen dari UPI Y.A.I,  berlangsung pada hari kamis tanggal 24 Agustus 2023 lalu  di Aula Bank Jawa Barat (BJB)  Kantor Cabang Depok ,  Jl. Margonda No.29, Kecamatan  Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat dengan pembicar ibu  Delima dari staf Bank JaBar dari bagian Risk Overhead Keuntungan (ROK).
Pelaksanaan PKM ini merupakan manifestasi dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dilaksanakan oleh tim dosen dari UPI Y.A.I. sebagai komitmen perguruan tinggi dalam berkontribusi mengembangkan sektor UMKM di Indonesia  dan membangun ekosistem yang inklusif dan berkelanjutan bagi UMKM di Indonesia.  Perguruan tinggi  akan terus mendukung para pelaku UMKM untuk  tumbuh dan berkembang mencapai potensi optimal mereka dalam meningkatkan kesejahteraan para pelakunya. Perguruan tinggi menjalin kerjasama strategis dengan lembaga perbankan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan UMKM Binaan Yayasan Gema khususnya di wilayah Depok.
Kendala utama pertumbuhan dan perkembangan UMKM dari segi keuangan dan permodalan bisa meliputi beberapa faktor berikut:
1. Â Akses Terbatas ke Sumber Pendanaan: UMKM seringkali kesulitan dalam mendapatkan akses ke sumber pendanaan yang memadai. Bank dan lembaga keuangan mungkin ragu untuk memberikan pinjaman kepada UMKM karena risiko yang lebih tinggi.
2. Â Kekurangan Jaminan: Bank umumnya memerlukan jaminan untuk memberikan pinjaman. UMKM yang baru berkembang mungkin tidak memiliki aset yang cukup untuk dijadikan jaminan.
3. Â Beban Bunga Tinggi: Ketika UMKM berhasil mendapatkan pinjaman, mereka sering harus menghadapi tingkat bunga yang tinggi, yang dapat menjadi beban keuangan yang berat.
4. Â Kurangnya Pendidikan Keuangan: Sebagian UMKM mungkin tidak memiliki pengetahuan keuangan yang memadai untuk mengelola keuangan mereka secara efektif, termasuk pengelolaan utang dan investasi.
5. Â Biaya Permodalan yang Tinggi: Memperoleh modal melalui pinjaman atau ekuitas tambahan dapat menghasilkan biaya tambahan dalam bentuk bunga, dividen, atau bagian dari keuntungan yang harus dibagikan kepada investor.
6. Â Ketergantungan pada Modal Sendiri: UMKM seringkali harus bergantung pada modal sendiri atau dana keluarga untuk mendanai operasi mereka, yang bisa membatasi pertumbuhan mereka.
7. Â Regulasi dan Birokrasi: Proses perizinan, pajak, dan regulasi lainnya yang kompleks dapat menambah beban keuangan dan administratif pada UMKM.
8. Â Risiko Bisnis: UMKM biasanya beroperasi dalam lingkungan bisnis yang penuh risiko. Kejadian tak terduga seperti penurunan pasar atau perubahan dalam kebijakan ekonomi dapat berdampak negatif pada keuangan mereka.
9. Â Kurangnya Akses ke Pendampingan Keuangan: Banyak UMKM mungkin tidak memiliki akses ke pendampingan keuangan yang dapat membantu mereka dalam merencanakan keuangan dan mengelola risiko.
10. Â Ketergantungan pada Pembiayaan Singkat: Beberapa UMKM mungkin terjebak dalam siklus pembiayaan singkat yang berkelanjutan, yang dapat menghambat pertumbuhan jangka panjang mereka.
Untuk mengatasi kendala-kendala ini, kerjasama antara perguruan tinggi dan lembaga perbankan dalam bentuk pelatihan keuangan, program pendampingan, atau fasilitas pinjaman khusus untuk UMKM agar dapat membantu meningkatkan akses permodalan dan pengetahuan keuangan yang diperlukan oleh UMKM untuk tumbuh dan berkembang.  Narasumber dari  Bank Jawa Barat menjelaskan bagaimana pola pemakaian kredit, penggunaan KUR, persyaratan administrasi dan bagaimana keuangan digital yang diperuntukkan untuk UMKM. Hal tersebut memberikan insight mengenai penambahan modal untuk UMKM sebagai penggerak roda perekonomian Indonesia.
Kegiatan diikuti dengan antusias oleh semua peserta. Kedepannya diharapkan para pelaku UMKM Di kota Depok dan binaan GEMMA Indonesia Raya khususnya, dapat meningkatkan  pengetahuan dan pemahaman literasi keuangan digital, meningkatkan keterampilannya dalam pengelolaan keuangan dengan baik, dan pengembangan usaha yang optimal dengan fasilitas program yang ditawarkan Bank Jawa Barat guna meningkatkan kemampuan untuk mengelola suatu usaha dengan lebih baik secara finansial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H