Mohon tunggu...
Bida Sari
Bida Sari Mohon Tunggu... Dosen - UPI YAI

Berbagi Pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Literasi Keuangan dan Permodalan pada UMKM Binaan Yayasan GEMMA Indonesia Raya

7 Desember 2023   22:34 Diperbarui: 7 Desember 2023   23:01 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5.  Biaya Permodalan yang Tinggi: Memperoleh modal melalui pinjaman atau ekuitas tambahan dapat menghasilkan biaya tambahan dalam bentuk bunga, dividen, atau bagian dari keuntungan yang harus dibagikan kepada investor.

6.  Ketergantungan pada Modal Sendiri: UMKM seringkali harus bergantung pada modal sendiri atau dana keluarga untuk mendanai operasi mereka, yang bisa membatasi pertumbuhan mereka.

7.  Regulasi dan Birokrasi: Proses perizinan, pajak, dan regulasi lainnya yang kompleks dapat menambah beban keuangan dan administratif pada UMKM.

8.  Risiko Bisnis: UMKM biasanya beroperasi dalam lingkungan bisnis yang penuh risiko. Kejadian tak terduga seperti penurunan pasar atau perubahan dalam kebijakan ekonomi dapat berdampak negatif pada keuangan mereka.

9.  Kurangnya Akses ke Pendampingan Keuangan: Banyak UMKM mungkin tidak memiliki akses ke pendampingan keuangan yang dapat membantu mereka dalam merencanakan keuangan dan mengelola risiko.

10.  Ketergantungan pada Pembiayaan Singkat: Beberapa UMKM mungkin terjebak dalam siklus pembiayaan singkat yang berkelanjutan, yang dapat menghambat pertumbuhan jangka panjang mereka.

Untuk mengatasi kendala-kendala ini, kerjasama antara perguruan tinggi dan lembaga perbankan dalam bentuk pelatihan keuangan, program pendampingan, atau fasilitas pinjaman khusus untuk UMKM agar dapat membantu meningkatkan akses permodalan dan pengetahuan keuangan yang diperlukan oleh UMKM untuk tumbuh dan berkembang.  Narasumber dari  Bank Jawa Barat menjelaskan bagaimana pola pemakaian kredit, penggunaan KUR, persyaratan administrasi dan bagaimana keuangan digital yang diperuntukkan untuk UMKM. Hal tersebut memberikan insight mengenai penambahan modal untuk UMKM sebagai penggerak roda perekonomian Indonesia.

Foto Bareng Tim Dosen Universitas Persada Indonesia Y.A.I., Narasumber Bank Ja-Bar dan  Ketua Yayasan GEMMA Indonesia Raya beserta  Pelaku UMKM. Dokpri
Foto Bareng Tim Dosen Universitas Persada Indonesia Y.A.I., Narasumber Bank Ja-Bar dan  Ketua Yayasan GEMMA Indonesia Raya beserta  Pelaku UMKM. Dokpri

Kegiatan diikuti dengan antusias oleh semua peserta. Kedepannya diharapkan para pelaku UMKM Di kota Depok dan binaan GEMMA Indonesia Raya khususnya, dapat meningkatkan  pengetahuan dan pemahaman literasi keuangan digital, meningkatkan keterampilannya dalam pengelolaan keuangan dengan baik, dan pengembangan usaha yang optimal dengan fasilitas program yang ditawarkan Bank Jawa Barat guna meningkatkan kemampuan untuk mengelola suatu usaha dengan lebih baik secara finansial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun