Dalam perkembangan dunia kesehatan ada banyak hal menarik untuk disimak. Mulai dari yang metafisika hingga yang modern, dari yang tradisional sampai yang bertehnologi canggih. Mengenai yang metafisika ini sebut saja contoh kasus tentang tradisi atau kepercayaan hal gaib yang masih ditemukan ditengah masyarakat tentang penyakit yakni tenung dan santet. Secara ilmu medis dan menurut kesehatan tidak ada seperti sakit akibat tenung maupun santet, salah pantangan susuk , pelet , kemasukan arwah dan sebagainya. Tetapi kenyataan di masyarakat suka atau tidak suka praktek penyembuhan secara non medis seperti itu masih terus tumbuh dan di"uri- uri" ( diberi perhatian khusus ) sebagai bagian dari warisan leluhur moyang bangsa Indonesia. Menyadari bahwa sejarah masa lampau di dunia kesehatan itu penting, maka tanggal 3 November 2012 kemarin saya berkunjung ke museum kesehatan. Tapi harus ingat lho penemuan nenek moyang dibidang kesehatan juga menjadi tantangan sekaligus merupakan penghargaan tersendiri atas keberhasilan dan upaya nenek moyang kita mengatasi berbagai masalah di masa lampau. Terutama di saat penyembuhan modern secara medis berbasis tehnologi belum menyentuh mereka. Manusia yang dikaruniai akal budi dan pikiran oleh Tuhan sebagai ciptaan paling mulia, akan selalu berusaha mencari jawaban atas sebuah fenomena alam dan kejadian ketidaknyamanan, sakit, kematian yang menimpa mereka pada peradaban masa lalu. Inilah sedikit catatan kunjungan saya tentang salah satu sasana yang mengapresiasi perkembangan dunia kesehatan mulai dari budaya dan tradisi hingga menuju kesehatan modern. Kuno dan ketinggalan bukan berati harus dibuang dan di tinggalkan namun perlu diteliti dari segi daya guna dan manfaat bagi perkembangan pelayanan kesehatan. Misteri - misteri yang menjadi salah satu sisi budaya masa lampau sejarah pengobatan tradisional tak selalu buruk atau dianggap klenik dan mitos. Sebaliknya justru misteri tersebut membutuhkan jawaban secara keilmuan berdasar penelitian tepat guna tentang apa dan bagaimana serta mengapa nenek moyang kita melakukan hal tersebut. Museum kesehatan yang ada di Surabaya ini diberi nama dari salah satu mantan menteri kesehatan Indonesia yakni dokter Adhyatma MPH, dan kini museum ini dikenal dengan nama Museum Kesehatan Adhyatma MPH- DepKes RI , mulai dirintis sekitar tahun 1990 dan diresmikan pada tanggal 14 September 2004 Museum kesehatan Adhyatma ini dapat dikatakan sebagai satu - satunya jembatan penghubung bagi generasi muda masa kini untuk menilik sejarah peradaban budaya kesehatan masa lampau hingga kesehatan jaman modern ini. Selain itu, museum ini juga menjadi sasana tempat penyelamatan benda - benda bersejarah yang ada kaitannya dengan upaya - upaya nenek moyang kita menyembuhkan sakit penyakit, penderitaan fisik, mencapai kesehatan mental dan sebagainya. Masyarakat boleh semakin maju dan berkembang secara intelektual di bidang kesehatan, namun sejarah nenek moyang kita, tetap merupakan catatan berharga yang patut diselamatkan. Itulah yang menjadi salah satu misi dan visi dibangunnya beberapa sasana kesehatan budaya di museum kesehatan dr Adhyatma ini. Museum Kesehatan Adhyatma ini terletak di jalan Indrapura no 17 Surabaya. Berada satu Lokasi dengan pusat Litbang Depkes. Museum ini termasuk dalam kategori museum kesehatan.
Mari kita lihat profil yang ada dalam gedung museum kesehatan ini. Ada beberapa sasana di dalamnya, namun yang saya foto ini berkaitan dengan kesehatan umum dan kesehatn reproduksi pada masa lampau.
Tak selamanya yang kuno itu ditinggalkan, seperti tehnik tehnik penyembuhan tradisional kerokan atau kerikan yang tergambar pada foto dinding, lalu juga berbagai racikan ramuan rempah dan akr akaran juga serbuk bunga, daun kering yang diramu leluhur kita. Berbagai alat kesehatan penguapan dan pengasapan seperti aroma terapi dan sebagainya ternyata juga telah dikembangkan berbasis tehnologi masa kini.
Metafisika masih tetap menjadi fenomena yang misterius dan menarik ditengah masyarakat modern ini, masih ingat kisah bayi paku?
Nah di museum ini kita bisa melihat hasil rontgen di mana tubuh terlihat ada paku, jarum, susuk dan berbagai benda yang selayaknya tidak ditemukan dalam tubuh manusia.
Benda tersebut disimpan di museum ini. Mencari jawaban kebenaran atas kenyatan metafisika ini seperti memang tak mudah. Seperti rasa heran ketika melihat permainan jailangkung kok masih saja digemari orang orang modern, dimana robot remote kontrol dan video game sudah dikenal.
Diantara sekian banyak tempat yang saya kunjungi di museum kesehatan ini, ruang kesehatan reproduksi dalam sejarah masa lampau menjadi tempat favorit.
Di sini saya bisa melihat beberapa contoh alat - alat tradisional nenek moyang kita dalam menolong persalinan dan tempat menyimpan ari - ari atau plasenta, tempat melahirkan, alat - alat yang digunakan untuk menmpung ASI, disebut kendi ASI, dan, beberapa obat yang berasal dari ramuan tradisional untuk mencegah perdarahan pada ibu melahirkan.
Gambar di atas ini adalah kendi Susu atau tempat ASI. Gerabah yang tertata pada rak atas, ujungn ya menyerupai botol dot. Terbuat dari bahan gerabah.
Gambar di atas ini adalah tempat ari ari atau tembuni atau plasenta. Setelah bayi lahir ari - ari akan dimasukkan gerabah ini dan di kubur atau dilarung sesuai tradisi yang diinginkan.
Gambar di atas ini adalah tradisi menyinari ari ari yang dikubur, ditutupi dengan tutup berupa anyaman bambu dan foto di bagian rak bawah adalah cara yang lebih modern dengan menggunakan keranjang hias. Tempat tidur melahirkan jaman dulu dilakukan di rumah biasanya dukun bayi menolong persalinan di amben atau tempat tidur kayu dialasi dengan kain jarik. Semua pernak pernik alatnya lengkap tersedia.
Ruang kesehatan reproduksi ini juga ada ilustrasi boneka dalam kurungan. Mengingatkan saya pada tradisi tedak siti atau turun tanah ketika anak mulai bisa berjalan, dimana sang anak dimaSukkan dalam kurungan. Tetap ternyata ini adalah terapi energi positif. Juga tampak ada piramida di situ yang merupakan sumbangan para kolektor penyembuh tradisional pada masa lampau yang masih disimpan. Ada beberapa piramida yang pada masanya digunakan untuk praktik penyembuhan penyakit dan penyaluran energi.
Gambar topeng di atas kanan adalah salah satu ilustrasi yang menggambarkan manusia terlahir dengan kelainan bibir sumbing dan berbagai cacat wajah lainnya dan mereka mengabadikan berupa karya seni topeng. Karya ini juga melengkapi museum.
Nah foto di atas adalah berbagai perlengkapan sarana penyembuhan dan pengobatan, ada banyak sekali manfaatnya satu persatu. Semua dijelaskan fungsi dan maksudnya pada setiap koleksi. Oya perlengkapan ini masih di ruang kesehatan reproduksi masa lampau.
Ternyata kendi ada bermacam macam bentuk rupa dan fungsinya dalam penyembuhan dan pengobatan juga untuk upacara. Seperti tampak di lemari ada namanya kendi maling, kendi susu dan sebagainya. Jika penasaran sebaiknya langsung saja ke Museum, dan bisa bertemu dengan Dokter Hariyadi. Beliaulah yang berdedikasi terhadap keberadaan museum kesehatan ini.
[caption id="attachment_221697" align="aligncenter" width="300" caption="BCRT/2012"]
[caption id="attachment_221698" align="aligncenter" width="300" caption="BCRT/2012"]
Gambar dan foto foto di atas adalah contoh foto aura dan beberapa gambar tentang kekuatan energi tubuh. Di museum ini kita bisa bertanya dan belajar banyak hal pada petugas museum. Yuk ke museum kesehatan.Tidak perlu takut melihat tengkorak, peti mati, dan berbagai sajen kecil di sana. Anggap saja kita sedang napak tilas peradaban nenek moyang.
Ini ada foto terakhir tentang rontgen yang ada jarum, gamabr di samping adalah koleksi museum juga yakni peti mati dan guci tempat menyimpan jenasah.
Salam hangat semoga menambah wawasan kita
Bidan Romana Tari
sumber gambar: dok. pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H