Mohon tunggu...
Rina Pebriana
Rina Pebriana Mohon Tunggu... Buruh - Sang Buruh Aksara

Bidadari Alai Timur, "Kutemukan keindahan terhakiki dari rangkaian aksara. Cantiknya huruf membuai rasa bahagia, aku jatuh cinta."

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Resah

28 Agustus 2019   19:25 Diperbarui: 28 Agustus 2019   19:34 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By Rin'S

Orang ujung antah berantah
Wajah memucat merona memerah
Mulut terkunci sementara jiwa gelisah
Ingin bersuara namun diri apalah
Bukan Enggang tegak berdiri tanpa payah

Dulu kota besar begitu mewah
Sekarang hampir mendekat bagai anugerah
Satu daratan bebas menjelajah
Terasa nikmat untuk berbenah
Terbayang tanah miliaran rupiah

Mengapa kalian sangat pongah
Membiarkan lubang menganga tak tercegah
Sebuah cara luar biasa gegabah
Manis habis dibuanglah sepah
Korban jiwa hanya potret usang perusahaan berkilah

Predator pulau Borneo penyedot darah
Bumi kau gali langit kau runtuh
Tak cukup tambang kau bangun sawit berlimpah limpah
Tak peduli rakus menghisap air tanah
Kini kan kau ganti hutan hijau tersisa dengan gedung-gedung megah

Apa guna teriak rakyat jelata marah
Apa guna petisi penghalang musibah
Tanah telah sakit bernanah-nanah
Tinggal kubangan sekarat dan padang luas kerontang yang merintih
Tongkat kayu kau lempar jadi tanaman hanya sejarah

Gempita Ibu baru bersorak meriah
Gembira sebagian anak akan
keputusan Ayah
Rumah semakin cantik bersemarak hingga riuh
Rela kalian bersimpuh
Lupa adat budaya dan suku asli kan tergerus hilang tersisih

Barabai, Kab. Hulu Sungai Tengah
Arba, 28 Agustus 2019 M / 27 Dzulhijjah 1440 H

Febriana Ryna
Bidadari Alai Timur
Song Ri Na
Galuh Banjar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun