By Rin'S
Orang ujung antah berantah
Wajah memucat merona memerah
Mulut terkunci sementara jiwa gelisah
Ingin bersuara namun diri apalah
Bukan Enggang tegak berdiri tanpa payah
Dulu kota besar begitu mewah
Sekarang hampir mendekat bagai anugerah
Satu daratan bebas menjelajah
Terasa nikmat untuk berbenah
Terbayang tanah miliaran rupiah
Mengapa kalian sangat pongah
Membiarkan lubang menganga tak tercegah
Sebuah cara luar biasa gegabah
Manis habis dibuanglah sepah
Korban jiwa hanya potret usang perusahaan berkilah
Predator pulau Borneo penyedot darah
Bumi kau gali langit kau runtuh
Tak cukup tambang kau bangun sawit berlimpah limpah
Tak peduli rakus menghisap air tanah
Kini kan kau ganti hutan hijau tersisa dengan gedung-gedung megah
Apa guna teriak rakyat jelata marah
Apa guna petisi penghalang musibah
Tanah telah sakit bernanah-nanah
Tinggal kubangan sekarat dan padang luas kerontang yang merintih
Tongkat kayu kau lempar jadi tanaman hanya sejarah
Gempita Ibu baru bersorak meriah
Gembira sebagian anak akan
keputusan Ayah
Rumah semakin cantik bersemarak hingga riuh
Rela kalian bersimpuh
Lupa adat budaya dan suku asli kan tergerus hilang tersisih
Barabai, Kab. Hulu Sungai Tengah
Arba, 28 Agustus 2019 M / 27 Dzulhijjah 1440 H
Febriana Ryna
Bidadari Alai Timur
Song Ri Na
Galuh Banjar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H