UMKM, menjadi perhatian penting. Garcia Krisnando Nathanael, S.Sos., M.Si., dosen Ilmu Komunikasi UPNVJ, mengungkapkan bahwa daya beli masyarakat menurun akibat banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). "Sekarang itu banyak yang fokus menabung, karena khawatir kondisi ekonomi. Ini berdampak langsung pada sektor UMKM kecil," jelas Garcia saat diwawancarai di Jakarta.
Jakarta, Jumat (29/11/2024) — Krisis ekonomi yang melanda beberapa sektor usaha, terutamaMenurutnya, inovasi produk memang meningkat, tetapi keuntungan yang diraih masih kurang signifikan. “UMKM perlu melakukan segmentasi sasaran mereka untuk lebih tepat dalam menjangkau pasar,” tambahnya. Pemerintah daerah, termasuk Pemprov DKI Jakarta, disebut berperan besar dalam mendukung UMKM melalui edukasi dan pengembangan soft skills.
Daya beli masyarakat diprediksi mulai bangkit pada awal 2024. Namun, Garcia mencatat tren masyarakat kini cenderung mencari penghasilan tambahan melalui usaha kecil karena kekhawatiran PHK. "Banyak orang kantoran yang sekarang mencari usaha sampingan. Di Depok, misalnya, banyak UMKM yang gulung tikar karena daya beli berkurang," ungkapnya.
Pemerintah Jakarta juga gencar memberikan solusi melalui program pinjaman di Bank DKI dengan kemungkinan suku bunga rendah. Lokasi strategis seperti kawasan pendidikan menjadi peluang menarik bagi UMKM. "Jumlah penduduk Jakarta tinggi, dan masyarakat kita cenderung suka jajan. Ini kebiasaan yang sebenarnya bisa menjadi peluang bagi UMKM," jelas Garcia.
UMKM tetap menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia, menyumbang 50% pendapatan negara. “Krisis ekonomi kita tidak goyang karena UMKM dan ekspor,” tutup Garcia.
Berbagai pihak berharap dukungan berkelanjutan untuk UMKM agar dapat bangkit dari tekanan ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H