tu tut tut tut..... telfon itu mati sendiri.. keliatannya kau cukup kesal dengan semua itu, tapi sudahlah semua cma masa lalu, kupandangi lagi kertas itu.. kini kurobek semua tulisan itu jadi dua dan mulai kubakar ditepi jendela..kuharap semua masa lalu itu akan sirna secepatnya
aku pun melangkah kembali ke kamarku, masuk dan kupandangi dua sosok yang sedang tertidur pulas disana, istri dan anakku .. kudekati wajah mereka dan mulai kuciumi satu persatu.. aku cuma bisa berkata lirih dalam hati.. maafkan ayah ea bunda, maafkan ayah ya anakku, karena sudah pernah menyingkirkan kalian dari hidup ayah, karena sudah pernah mengabaikan kalian, tapi ayah akan selalu ada sekarang buat kalian, karena semua sudah berubah, cinta ayah yang sesungguhnya ada disini bersama kalian, i will do my best to keep thats smile in ur faces..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H