Dipagi buta ini aku terjaga, menatap sekelilingku dengan nanar. Kubangunkan diriku dalam hening sepi tak bergema,kuingat lagi tiap kata katamu."aku sayang sama kamu"kata kata itu masih mengiang dalam telinga.kau pernah ucapkan kata itu juga dulu. jauh lebih dalam dan jauh lebih indah merangsek dalam ruang sukma. Duduk ku ditepi jendela, sambil memegang secarik kertas yang ku ambil dari dalam dompetku , yup catatan yang dulu kau beri padaku, catatan yang membuat semuanya berubah, ku pandangi tulisan itu dan mulai kubaca perlahan.. untuk yang kesekian kalinya
sayang
maaf jika aku tak bisa ungkapkan langsung semua ini kepadamu, bukannya aku takut tapi dirimu sendiri pasti tahu betapa rapuhnya aku, aku tak ingin terlihat begitu lemahnya didepanmu.aku tak ingin ketika aku sudah membangun kata kata perlawanan saat itu juga justru bentengku hancur.aku tak ingin ketika kelancangan kata kataku akan dibarengi lelehan airmata ini dipipi.
entah harus mulai darimana, kau sendiri tahu hubungan kita sudah semakin rentan akhir akhir ini.Pekerjaan kita seakan jadi dindng yang kokoh, aku terlalu sibuk dengan semuanya, dengan pekerjaanku dengan keluargaku hubunganku dengan kolega, hingga aku bahkan tak sempat mengurus hatiku.. karena aku percaya pada saat itu kau akan mengurusnya untukku..
dalam tiap hariku saat itu aku bahkan tak sempat untuk sekedar ucapkan rindu padamu, aku sendiri bingung kenapa semua hal dalam hidupku bisa mengalahkan kerinduan itu padahal kau tahu sendiri betapa tergila gilanya aku padamu saat pertama kita ikrarkan kisah kita pada dunia. tapi kini semua bayangmu mulai redup.. baakan aku tak bisa mengingat lagi senyuman itu diwajahmu, semuanya samar samar.mungkin semua karena keterbatasan kita bertemu.. kau sibuk dengan duniamu hingga sangat jarang punyai waktu untuk sekedar menyapaku, untuk sekedar ucapkan selamat pagi, udah makan belum?
perhatian perhatian kecil yang dulu selalu membuatku begitu menyayangimu dan perhatian perhatian kecil itu pula yang membuatku kini jauh darimu. hal itu yang sudah mulai kau lupakan, mungkin kau juga sudah melupakanku, karena kau tak pernah lagi mengangkat telfonmu bahkan untuk sekedar membalas smsku.
jika aku buka semua cerita kita akan butuh waktu yang sangat lama untuk sekedar menemukan alasan kenapa kita bisa begini.cinta itu sepertinya sudah mulai padam , tapi jujur aku merindukan saat saat itu berulang, adakah kemungkinan buat itu terjadi? katakan padaku sayang..aku akan menunggu telfonmu
dari yang merindukan kasih sayangmu
ini sudah seminggu sejak kuterima surat itu.. aku tediam dalam bisuku lagi, tapi kali semua sudah pasti semua sudah jelas.. kuambil handphoneku tak perlu kulihat kontakmu karena aku masih sangat hafal, kudekatkan ditelingaku..sayup sayup kudengar lagi suaramu, masih merdu dan begitu lembut.. aku pun mulai berkata
" sayang, cukup dengarkan aku saja kali ini, ok?. maaf jika selama ini aku seakan jauh darimu, tapi memang begitu keadaannya, semua telah berubah.terlalu banyak berubah malah, bukan aku tak sayang sama kamu tapi kini kusadari ku tak bisa melanjutkan ini, akan pahit di ujungnya nanti.walaupun kuatnya aku bertahan semua akan jadi busuk dan merusak kita berdua.
akupun tak punya cukup alasan untuk mengatakan betapa aku kini tak lagi merasakan kerinduan padamu, kecuali sudah ada cinta yang lain, maaf jika aku sudah mengecewakanmu.. aku memang tak layak untukmu""
tu tut tut tut..... telfon itu mati sendiri.. keliatannya kau cukup kesal dengan semua itu, tapi sudahlah semua cma masa lalu, kupandangi lagi kertas itu.. kini kurobek semua tulisan itu jadi dua dan mulai kubakar ditepi jendela..kuharap semua masa lalu itu akan sirna secepatnya
aku pun melangkah kembali ke kamarku, masuk dan kupandangi dua sosok yang sedang tertidur pulas disana, istri dan anakku .. kudekati wajah mereka dan mulai kuciumi satu persatu.. aku cuma bisa berkata lirih dalam hati.. maafkan ayah ea bunda, maafkan ayah ya anakku, karena sudah pernah menyingkirkan kalian dari hidup ayah, karena sudah pernah mengabaikan kalian, tapi ayah akan selalu ada sekarang buat kalian, karena semua sudah berubah, cinta ayah yang sesungguhnya ada disini bersama kalian, i will do my best to keep thats smile in ur faces..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H