***
Percakapan itu berhenti sampai di situ. Beberapa bulan setelahnya tanpa direncanakan saya mengetahui sendiri kisah tersebut, dan nama Presiden itu adalah William Henry Harrison, saya bahkan tidak berani memberi tahu kalo dia menyebut nama yang salah.
Saya selalu mengingat apa yang dia katakan, walau tidak semuanya bisa saya lakukan, tapi itu cara saya untuk tetap terhubung dengannya.
Sejak itu pula saya belajar mengendalikan rasa rindu saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H