Sementara itu, berita kedua dari Viva.com berjudul "Ribuan Rumah Terendam Banjir dan Longsor, Madina". Berita ini menggunakan framing media yang lebih luas, dengan fokus pada dampak besar yang disebabkan oleh bencana banjir dan longsor di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madina, banjir sudah terjadi sejak 17 Desember 2021. Bencana banjir ini mengakibatkan ribuan rumah milik warga terendam banjir dan juga terjadi longsor. Framing media dalam berita ini menunjukkan bahwa bencana ini sangat merusak dan memberikan dampak besar bagi warga setempat, sehingga membutuhkan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat untuk melakukan upaya penanggulangan dan pemulihan pasca-bencana.
Berita pertama dari tvonenews.com dengan judul "Akibat Cuaca Ekstrem, Banjir Landa 3 Kecamatan di Madina" menggambarkan bahwa tiga kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal dilanda banjir akibat hujan yang terus menerus mengguyur daerah tersebut. Framing media dalam berita ini menekankan pada cuaca ekstrem sebagai penyebab banjir dan juga menekankan bahwa sungai-sungai yang meluap akibat tingginya curah hujan. Framing ini menunjukkan bahwa bencana banjir disebabkan oleh faktor eksternal dan bukan kesalahan atau ketidakmampuan pihak terkait.
Berita kedua dari tvonenews.com dengan judul "Banjir Rendam Ratusan Rumah di Madina dan Lumpuhkan Jalur Transportasi" menggambarkan bahwa ratusan rumah di Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal, terendam banjir dengan ketinggian mencapai 120 cm dan jalur transportasi Jalan Nasional Lintas Barat Sumatera lumpuh akibat tingginya curah hujan yang melanda daerah tersebut. Framing media dalam berita ini menunjukkan bahwa banjir disebabkan oleh faktor cuaca dan menekankan bahwa banjir mengakibatkan lumpuhnya jalur transportasi. Framing ini menunjukkan bahwa pihak terkait dapat disalahkan karena tidak mampu mengatasi dampak banjir dan tidak memberikan solusi yang tepat untuk mengurangi dampaknya.
Kesimpulan dari analisis framing berita tentang siklus hujan adalah bahwa media cenderung menggunakan framing yang berbeda dalam melaporkan bencana alam atau kejadian yang terkait dengan siklus hujan. Framing yang digunakan meliputi bencana alam, tindakan pemerintah, aksi tanggap darurat, korban, kecelakaan, dan dampak langsung pada masyarakat. Framing tersebut digunakan untuk menyoroti aspek tertentu dari peristiwa dan mempengaruhi cara masyarakat memandang kejadian tersebut. Dalam hal ini, media memiliki peran penting dalam membentuk persepsi publik tentang bencana alam dan kejadian lain yang terkait dengan siklus hujan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H