Untuk membantah Samuel Huntington dengan tesisnya "Clash of Civilization", Indra melanjutkan, bahwa Anwar Ibrahim juga pernah mengambil contoh Indonesia. Menurut Anwar, Indonesia adalah contoh nyata bahwa Islam dan demokrasi bisa bersinergi.
Catatan Penulis
Dari statistik BPS yang dikemukakan Dr. H. Amar Ahmad, M.Si., kita tahu bahwa sebenarnya Indonesia tengah mengalami "bonus demografi". Indra Jaya Piliang juga sempat menyinggung hal ini. Sehingga, secara statistik, demografi penduduk Indonesia seperti "piramida granat" dengan jumlah penduduk usia produktif yang besar. Dan itu berarti pemuda.
Dari paparan keempat pembicara tersebut, sebenarnya dapat kita pahami bahwa kondisi pemuda di Indonesia saat ini berada di tengah kepungan radikalisme. Â Pemuda rentan terpapar berbagai informasi negatif. Hal ini terutama karena maraknya teknologi informasi, termasuk media massa dan media sosial. Namun, hal itu bisa diantisipasi apabila kita bersama-sama melawannya dengan narasi positif. Nasir Abas mengingatkan bahwa teroris aktif melakukan edukasi, sosialisasi dan perekrutan melalui media sosial. Dan untuk menangkalnya, saran dari Yon Machmudi, pemerintah harus bergandengan tangan erat dengan berbagai unsur masyarakat. Termasuk akademisi dan ormas keagamaan.
Tentunya tidak sekedar dengan menyebarkan informasi belaka, tapi juga dengan kegiatan positif. Dengan demikian, pemuda dapat terhindar dari "radikalisme negatif" -meminjam istilah Indra Jaya Piliang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H