Mohon tunggu...
Bhayu MH
Bhayu MH Mohon Tunggu... Wiraswasta - WIrausaha - Pelatih/Pengajar (Trainer) - Konsultan MSDM/ Media/Branding/Marketing - Penulis - Aktivis

Rakyat biasa pecinta Indonesia. \r\n\r\nUsahawan (Entrepreneur), LifeCoach, Trainer & Consultant. \r\n\r\nWebsite: http://bhayumahendra.com\r\n\r\nFanPage: http://facebook.com/BhayuMahendraH

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Laporan Pandangan Mata dari Konvensi Media Nasional Hari Pers Nasional 2024

21 Februari 2024   18:33 Diperbarui: 21 Februari 2024   18:38 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Outline paparan Wamenlu RI di KMN HPN 2024. (Foto: Bhayu M.H.)

Maka, materi yang bisa saya komentari adalah mulai dari sesi 1 hingga sesi 3. Secara umum, seperti saya sebutkan di atas, materi yang disampaikan tentunya sudah disiapkan dengan baik. Apalagi pejabat negara yang hadir setingkat menteri dan wakil menteri. Posisi terendah saja Pj. Gubernur DKI Jakarta.

Akan tetapi, tetap saja ada yang mengganjal bagi saya. Materi dari Wamenlu RI terasa agak kurang keterkaitannya dengan pers. Terlalu mengglobal dan justru tidak membahas kondisi pers Indonesia dalam konteks dunia internasional. Bagaimana misalnya pers Indonesia musti bersikap dalam konflik Natuna yang merupakan bagian dari geopolitik dan geostrategis negara kita. Hal-hal semacam itu tidak ada dalam paparan. Materinya sangat normatif, dengan materi tentang pers seperti "disangkutkan" saja di bagian terakhir.

Penutup: Saran dan Masukan

Secara umum, tentu saja acara berlangsung baik. Namun, bagi saya yang terbiasa menghadiri acara semacam, terasa kurang tertib. Apalagi HPN sudah berlangsung sejak 1985, semenjak ditetapkan dengan Keppres No. 5/ 1985 tertanggal 23 Januari 1985 oleh Presiden Suharto. Ini menindaklanjuti hasil Kongres ke-28 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Kota Padang, Sumatra Barat, pada tahun 1978. Tanggal 9 Februari sendiri adalah tanggal berdirinya PWI pada tahun 1946 di Surakarta. Maka, seharusnya sudah banyak pengalaman yang bisa dipetik dari penyelenggaraan HPN terdahulu.

Saat berlangsungnya KMN, saya sempat mengira akan ada banyak pertanyaan dari peserta forum. Apalagi mengingat semuanya adalah insan pers. Tapi ternyata tidak. Daripada bertanya, mereka lebih memilih mengobrol dengan temannya atau mengisi perut. Pertanyaan kepada pembicara dilakukan dengan metode "ambush" alias "door stop" seusai pembicara turun dari panggung.

Maka, alangkah baiknya apabila forum seminar serius semacam ini pesertanya lebih selektif. Misalnya pengurus asosiasi jurnalistik atau pimpinan media massa. Bila ingin menghibur wartawan secara umum, maka adakan acara yang lebih santai. Misalnya ada hiburan pergelaran sendratari atau pentas seni lainnya.

Sebaiknya panitia juga menyediakan gerai makanan dan minuman, sehingga peserta bisa membeli. Ini di luar makanan dan minuman yang disediakan panitia. Karena faktanya, makanan dan minuman yang disediakan sangat terbatas.

Demikian pula akan bagus bila disediakan buah tangan bagi peserta. Merchandise dalam goody bag. Tidak harus mahal, namun berkesan. Minimal ada logo dari HPN tahun bersangkutan. Karena bila membeli, tidak semua memiliki dana untuk itu. Dan karena ini acara pers, maka bagus bila ada buku acara dan rilis pers bagi semua peserta.

Saya tahu, panitia sudah bekerja keras. Dan itu patut diacungi jempol. Apalagi di tengah kondisi keterbatasan, dimana bisa jadi anggaran pemerintah sudah terserap untuk Pemilu 2024. Apalagi ditambah penanganan Covid-19 sejak Maret 2020 yang memakan biaya besar. Semoga penyelenggaraan di tahun-tahun mendatang bisa lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun