Mohon tunggu...
Bhayu MH
Bhayu MH Mohon Tunggu... Wiraswasta - WIrausaha - Pelatih/Pengajar (Trainer) - Konsultan MSDM/ Media/Branding/Marketing - Penulis - Aktivis

Rakyat biasa pecinta Indonesia. \r\n\r\nUsahawan (Entrepreneur), LifeCoach, Trainer & Consultant. \r\n\r\nWebsite: http://bhayumahendra.com\r\n\r\nFanPage: http://facebook.com/BhayuMahendraH

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Laporan Pandangan Mata dari Konvensi Media Nasional Hari Pers Nasional 2024

21 Februari 2024   18:33 Diperbarui: 21 Februari 2024   18:38 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah waktu "ishoma", dilanjutkan dengan kelas-kelas kecil. Terdiri dari 6 tema berbeda, panitia menyebut sesi ini sebagai "Unconference". Formatnya FGD alias Focus Group Discussion. Ada "Masa Depan Ruang Redaksi", "Pengelolaan Newsroom: Fungsi yang Dibutuhkan dan yang Outdated", "New Talent for Newsroom: Meningkatkan Daya Tarik dan Retensi Profesi Pers", "Strategi Menjaga Kesehatan dan Kesinambungan Bisnis Media", "Peluang dan Ancaman AI terhadap Jurnalisme dan Kemerdekaan Pers", serta "Harapan Pers Terhadap Kepemimpinan Nasional".

Karena sesuai dengan minat dan kepentingan saya, maka saya memilih kelas ke-6. Mengenai muatan pembahasan di kelas tersebut itulah yang akan saya tuangkan dalam tulisan tersendiri.

Penyelenggaraan Acara dan Fasilitasnya

Saat saya datang, meja pendaftaran sudah ditutup. Saya tidak bisa mendaftar. Satu-satunya panitia -seorang pria- di situ menyatakan itu bukan tugasnya dan tidak tahu menahu. Saya yang sudah jauh-jauh datang menggunakan dana pribadi dari Kota Bekasi ke Ancol, langsung "drop". Tapi, saya melihat peserta di sekitar saya tidak menggunaan tanda pengenal peserta. Penjagaan pun tidak ada. Maka, saya pun masuk saja ke ruang konferensi.

Setelah mengamati sebentar, saya menuju meja makanan kecil dan minuman ringan di bagian belakang ruangan. Hanya mengambil sekadarnya untuk mengganjal perut saja. Lalu, saya duduk di kursi bagian belakang. Saat itu yang tampil sebagai pembicara adalah Menteri Dalam Negeri. Jelas saya sudah melewatkan sesi pembukaan dan sambutan.

Karena ingin melihat materi yang ditampilkan di layar lebih jelas, saya pun beringsut maju ke depan. Hingga akhirnya saya duduk di salah satu kursi yang ada di meja bundar. Di situ pun ternyata bebas, bukan sekedar bagi tamu VIP saja. Asal bermental kuat dan "bermuka badak" saja. Tidak ada panitia yang menegur dan meminta saya pindah. Jadi, saya pun enjoy saja.

Kondisi Putri Duyung cottage di area Taman Impian Jaya Ancol terasa sudah jauh berubah nuansanya bagi saya. Terakhir kali saya ke sana mungkin 25 atau 30 tahun lalu. Kini, kondisinya sudah tidak tampak mewah lagi. Malah, agak kurang terawat. Saat ke peturasan, kondisinya mirip di pusat perbelanjaan kelas c. Tidak ada gantungan pakaian, alat penyemprotnya juga kurang kencang, lantainya juga kusam. Hal seperti itu seperti jadi kelaziman saja bagi fasilitas publik di Indonesia.

Acara pameran di koridor depan hanya menampilkan sejumlah foto yang tampak seadanya. Dimaksudkan sebagai semacam "senarai sejarah" perkembangan pers Indonesia. Namun, jelas tidak tampil seutuhnya karena keterbatasan tempat.

Ada beberapa kios penjualan aneka barang kenang-kenangan. Tapi anehnya tidak ada yang menjual makanan atau minuman. Mungkin tidak diperbolehkan oleh pihak pemilik tempat.

Peserta dan Panitia

Sebagian besar peserta tampaknya mendapatkan fasilitas dari panitia. Banyak yang berdatangan dari luar Jakarta. Dan itu jelas membutuhkan transportasi serta akomodasi. Saya termasuk peserta mandiri. Tidak mendapatkan apa pun dari panitia. Bahkan, makan siang pun nyaris tidak dapat. Itu karena posisi saya yang di depan sehingga sulit untuk pergi lebih dahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun