Jasa-jasa itu tidak bisa disebar tiba-tiba seperti "Serangan Fajar". Malah lebih baik sejak jauh-jauh hari. Sebagian besar orang Indonesia paham artinya "balas budi". Karena mereka jelas tidak mau "hutang budi".
Kontribusi kepada lingkungan juga bisa dilakukan. Misalnya dengan memberikan bantuan berupa sarana atau prasarana bagi warga. Contoh saya ambil langsung dari kompleks perumahan tempat saya tinggal. Ada satu anggota DPRD yang memberikan sumbangan berupa pompa air banjir, karena saat hujan deras dalam waktu lama, air kerap kali menggenang. Saya yakin, banyak warga di kompleks perumahan kami yang tergerak untuk memilih beliau di Pemilu mendatang.
Dua hal itu menurut hemat saya bukanlah "politik uang". Karena tidak secara langsung dilakukan pada hari pencoblosan dengan pesan untuk memilihnya. Jasa dan kontribusi itu malah sebaiknya dilakukan sebelum Pemilu. Pemilih akan ingat, dan akan membalasnya dengan memilih calon bersangkutan.
Dalam hal Parpol juga begitu. Apabila ada masalah misalnya konflik antara pedagang pasar dengan Pemerintah Daerah (Pemda), akan teramati dengan jelas Parpol mana yang membantu mengadvokasi atau menjembatani. Apalagi bila sampai memihak kepada warga, tentunya simpati pemilih mudah sekali teraih.
Pilihlah Sesuai Hati Nurani, Fakta, dan DataÂ
Pada akhirnya, saya mengajak siapa pun yang membaca tulisan ini untuk memilih sesuai hati nurani. Karena faktor "suka" itu memang yang paling utama. Hanya saja, akan lebih baik bila kita melengkapinya dengan fakta, dan data. Di era internet ini, sangat mudah mencari informasi. Bahkan seperti banjir atau meluap saja layaknya. Namun harus diperhatikan, apakah sumber informasi itu bisa dipercaya. Jangan begitu saja menelan informasi hoaks. Apalagi yang sampai menyentuh emosi seperti ujaran kebencian atau fitnah, itu biasanya malah mudah viral.
Periksa rekam jejak calon perorangan. Cek juga perjuangan Parpol. Apakah mereka benar-benar seperti dicitrakannya? Atau malah pura-pura saja? Makin asli seseorang, makin terbuka suatu Parpol, makin tuluslah ia. Karena dunia politik praktis memang penuh "tikus", dan seringkali janji jadi basi. Kita sebagai pemilih lah yang harus cermat dan jeli. Pilihlah wakilmu yang dapat dipercaya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H