Saya rasa itu tidaklah terlalu perlu. Selain kurang relevan dengan keseluruhan buku, datanya pun kurang memadai. Sehingga, apabila ada edisi revisinya di kemudian hari, rasanya tak mengapa bila bab terakhir itu dibuang saja.
Akhirul kalam, secara subjektif, saya menilai buku Pepih ini lebih terstruktur pemikirannya daripada buku terdahulu (baca resensi saya tentangnya di sini).Â
Daftar referensinya pun lebih banyak. Dan tentunya sangat layak dimiliki dan dibaca. Termasuk juga bagi Kompasianer yang ingin tulisannya berkembang dan dibaca lebih banyak khalayak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI