Ilustrasi: Hujan di malam hari (Sumber: afifizzatullah.wordpress.com)
Di area Jabodetabek, hari ini diguyur hujan deras sore hingga malam hari. Bagi yang harus masuk kantor dengan jam kerja tetap, tentu merupakan perjuangan apabila saat pergi atau pulang kondisi cuacanya seperti itu. Macet, sudah pasti. Ditambah lagi banjir dan resiko kecelakaan meninggi.
Semalam saja, terjadi kecelakaan lagi yang menewaskan empat orang di kawasan Pondok Indah. Meski pengemudi bisa dibilang lalai atau malah salah, tetapi kondisi tengah malam tentu mempengaruhi. Rasa lelah dan kantuk bisa menyebabkan konsentrasi menurun.
Maka, agar konsentrasi saya tidak menurun, saya biasa mengkonsumsi "doping". Karena saya tidak merokok dan mengurangi minum kopi, maka "doping"-nya adalah camilan. Itu karena di malam hari seperti pernah saya utarakan, justru adalah saat saya mengerjakan "pe-er".
Selain itu, saya mencoba membiasakan diri membuat catatan harian di "dunia Kompasiana" sebagai rekaman kegiatan saya di situs media warga ini. Seperti hari ini, saya mengunggah "artikel wajib" di hari terakhir dateline untuk lomba. Meskipun ada hadiahnya, tetapi saya insya ALLAH ikhlaskan saja lillahi ta'ala. Apabila menang alhamdulillah, tidak ya kebangeten. Hehehe...
Kedua artikel itu adalah:
InFocus Gandeng Wellcomm Shop Garap Pasar Smartphone Indonesia (Liputan Acara)
dan
Smartphone Cantik, Harga Ciamik. Mau Dong!
Kedua artikel itu menyusul artikel sebelumnya yaitu:
1-2-3… Gegara Kompasiana
Menyenangkan bagi saya keluar dari rutinitas keseharian seperti ini. Karena sehari-hari, dunia saya memang dekat dengan tulis-menulis. Harus menulis presentasi, laporan, rangkuman, proposal, resensi, dan ulasan. Belum lagi buku untuk memenuhi target pribadi ditambah bahan tertulis lain atas permintaan client. Bagi beberapa orang dan institusi, saya memang dikenal sebagai "ghost writer".
Apa yang saya tak sangka, kerapkali tulisan "catatan harian" ini diunggah admin ke Highlight dan mendapatkan pembacaan lumayan. Saya bilang lumayan karena saya bahkan tidak mentargetkan ada pembaca sama sekali. Seperti tulisan saya semalam "Komentator Kotor" ternyata menuai tanggapan beragam. Ada yang positif, tapi juga ada yang negatif.
Terkadang, di dunia maya, kita memang perlu mengambil jarak dari layar komputer. itu juga demi kesehatan jiwa kita. Saya terbiasa "hit-and-run". Setelah mengunggah artikel dengan sempurna, saya akan logout dan offline. Kalau tidak sedang padat, barulah 1-2 jam kemudian saya tengok lagi. Tetapi kalau sedang hectic, artikel yang sempat HeadLine atau Trending Articles seperti "Daftar Dosa Jenderal Sutarman by @PartaiSocmed" baru saya ketahui setelah sudah turun. Akibatnya, komentar dari pembaca pun terlambat saya tanggapi.
Hujan di luar sana tidak masuk ke dalam rumah. Demikian pula apa pun di layar komputer jangan sampai masuk ke hidup kita. Dunia maya bukan dunia nyata. Apa pun yang terjadi di sana, cuma seberkas kelipan dan pendar sinar belaka. Tak perlulah terlalu diambil hati walau terkadang ada saja yang membuat sakit hati. Karena itu, di malam berhujan ini, saya memilih menikmati hari di luar rumah. Mencium harum tanah basah dan suara jengkerik yang merdu. Jauh dari hiruk-pikuk dunia maya yang tak nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H