Dalam dewasa sekarang ini, masyarakat Bali lebih memilih untuk membeli Banten untuk melakukan upacara keagamaan ataupun untuk membanten dalam setiap hari. Selain itu, masyarakat Bali juga lebih memilih untuk membeli sesajen untuk upacara keagamaan. Karena umumnya mereka beralasan tidak mengetahui apa saja yang digunakan dalam ritual tersebut. Hal ini dikarenakan beban yang digunakan dalam suatu upacara sangatlah rumit sehingga sangat membingungkan masyarakat umum dalam melakukan upacara atau ritual keagaaman.
Hal ini ditambah lagi dengan perubahan zaman. Dulu banyak perempuan Bali yang berperan dalam menciptakan perangkat ritual. Tapi pada zaman sekarang makin banyak perempuan Bali yang bekerja dan tidak dapat menciptakan perangkat ritual. Selain itu, ritual peralihan yang sangat praktis telah menjadi tren yang berkembang di masyarakat.
Kita sebagai umat hindu di Bali, sudah seharusnya melestarikan Banten ini agar dapat terus dinikmati oleh generasi yang akan datang. Salah satu caranya adalah dengan ikut serta dalam membuat banten tersebut atau biasa disebut metanding atau mejejahitan. Selain itu kita juga harus memahami makna dari banten yang dibuat. Salah satu hal yang ada di segala banten yaitu adalah Bunga yang memiliki arti penting dalam persembahyangan atau dalam bahasa bali disebut dengan muspa (memuja dengan sarana bunga).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H