Mohon tunggu...
Bacho HR
Bacho HR Mohon Tunggu... Administrasi - Pembina KNPI-USA

mantan bagian penggandaan, distribusi dan penulis agitasi-propaganda Famred 98'

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perayaan 17 Agustus di Amerika dan Gerakan Kebangsaan untuk Globalisasi

15 Agustus 2023   07:24 Diperbarui: 15 Agustus 2023   07:29 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akankah kita mengukur tingginya pengibaran sang saka merah-putih sebagai ukuran nasionalisme kita akan kecintaan terhadap kemerdekaan dan cita-cita luhur perjuangan revolusi 1945 atau nasionalisme adalah darah kita, detak jantung kita dan cucur keringat kita yang tak lagi perlu di perdebatkan dalam perjalanan mewujudkan cita-cita kemerdekaan 1945. 

Hari ini putra-putri bangsa Indonesia melakukan pengibaran bendera di balai kota Philadelphia Amerika-Serikat, di hadiri wali kota Philadelphia, dan para undangan termasuk konsulat Indonesia di New york dan masyarakat Philadelphia, sayangnya bapak duta besar belum bisa hadir karena belum melewati masa pelantikan. 

Upacara pengibaran bendera macam ini bukan kali pertama di lakukan oleh teman- teman yang bermukim di Philadelphia, mayoritas yang hadir adalah mereka-mereka yang telah bermukim di Philadelphia satu dekade atau lebih, namun perbedaan akan upacara tahun ini adalah ada nya milestone titik-titik pencapaian yang di raih, upacara bendera bersama warga dan walikota Philadelphia tidak lagi di jadikan sebagai acara formalitas, namun sebuah gerakan kebangsaan, yang mempromosikan nilai-nilai budaya, dan falsafah kebangsaan kita yang berbhineka tunggal ika. 

Deretan acara-acara perayaan kemerdekaan, di mulai dari pengibaran bendera di balai kota, pesta rakyat dan budaya, lomba anak-anak dan olahraga, dan berbagai panggung seni dan bazar beragam jajanan kulinari Indonesia yang menghiasi jadwal acara di bulan Agustus dan September menjadi wujud kesungguhan masyarakat dalam menjunjunjung nasionalisme mereka dan berbagi nilai-nilai budaya kepada sesama atau generasi penerus mereka. 

Gegap gempita pesta rakyat menyambut kemerdekaan bangsa di luar negri bisa menuai banyak opini baik itu yang positif maupun yang negatif, karena kesadaran kebangsaan kita masih kerap di warnai ketakutan akan hadir nya kekuatan asing yang lebih dominan dari kekuatan rakyat, sehingga segala bentuk relasi dengan pihak asing sering di salah artikan sebagai pengabdian pada kekuatan asing, atau di artikan sebagai pengkhianatan terhadap cita-cita bangsa, atau di anggap telah lunturnya nasionalisme bagai kisah Malin Kundang mengkhianati Ibu Pertiwi. 

Aktifnya Indonesia dalam pergaulan internasional dengan lambat laun mengadopsi wacana-wacana globalisasi, dan melahirkan gelombang perpindahan penduduk dari Indonesia ke manca negara, baik itu yang bersifat sementara maupun yang permanen. 

Perpindahan penduduk keluar negri berlangsung secara berkala, dan penetapan pengambilan keputusan untuk menetap biasanya melalui proses yang panjang dan penuh pergulatan wacana di benak mereka masing-masing, hampir di yakini pergulatan itu tidaklah mudah karena sampai detik ini perdebatan tentang dwi-kewarganegaraan adalah perdebatan yang tidak berujung.  

Berbeda dengan pergerakan program organisasi 2 tahun belakangan ini, selama lebih 20 tahun sering kita terjebak dalam pembangunan opini yang formalitas, di prakarsai segelintir kelompok yang dekat dengan sistem kekuasaan, dan mereka- mereka yang pernah menjabat dan mencoba melestarikan kekuasaan atau mereka yang berharap pemerintahan yang baru nantinya menghadiahi mereka posisi kehormatan sebagai duta-besar di manca negara. 

Kelompok-kelompok semacam ini tidak mampu menjadi bagian dari gerakan masyarakat Indonesia di manca negara, mereka hanya mampu menghitung persatuan masyarakat dengan mengukur dari jumlah forum-forum facebook, di mana semua pihak mengaku menjadi organisasi dengan legitimasi tinggi untuk mewakili suara-suara masyarakat luar negri atau menawarkan menjadi lobbyist di gedung rakyat bagi mereka-mereka yang berkeinginan memiliki kewarganegaraan ganda. 

Pola-pola gerilya sosial media dan berbagai tindak-tanduk yang di peruntukan sebagai teknik penggalangan dukungan baik yang bersifat opini atau sumbangan dana pelumas atas mandeknya usulan dwi-kewarganegaraan, ini merupakan isu-isu usang yang kerap dimainkan berbagai pihak untuk kepentingan-kepentingan sesaat, dan membekukan banyak permasalahan-permasalahan warga diaspora Indonesia di luar negri hingga terbengkalai, terlupakan, tertinggal dan terus terseret waktu dan tergerus dalam arus perubahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun