Padahal.. Indonesia adalah bukan negara yang udah selesai, tetapi sebuah cita cita, sebuah ide bersama yang terus  harus dijaga dan diwujudkan dari generasi ke generasi seperti tongkat estafet. Perubahan dari kalangan menengah kebawah seperti kita memang perlu usaha menyakitkan dan banyak pengorbanan, tapi usaha kecil dan pengorbanan kecil namun banyak bisa memberikan arti.Â
Kembali ke topik, lalu, bagaimana kalau kalangan yang memiliki privilege? Â Dahulu, para nabi dan rasul selalu dari kalangan yang memiliki privilege. Hal tersebut memberikan pengaruh yang cukup untuk membuat masyarakat percaya. Perubahan perubahan besar akan memiliki dampak yang besar apabila dibuat oleh orang besar. Namun, kini, upaya upaya untuk menyelamatkan bangsa sudah hampir sulit jika yang memiliki privilege berupa power terhadap bangsa dan negara justru mematikan orang-orang kecil seperti kita. Â
Misal, bagaimana kita sudah puluhan tahun menuntut perubahan dengan cara cara yang konvensional terhadap UU? Misalnya RKUHP? Perubahan UU 12 tahun 2011? UU Minerba? UU cipta kerja? Bisakah kita sekarang bersatu dan menurunkan ego serta nafsu untuk bersama menyelamatkan bangsa?
Sekarang, sebagai sesama orang kecil, kita memang disibukkan dengan mencari uang, hanya sekedar untuk bisa bertahan hidup. Tapi, bukan berarti kita ga bisa buat perubahan. Kita gunakan privilege kita. Sosial media, bersatu, berserikat, berdamai dengan diri sendiri dan yang lain serta cara cara lain. Cita cita bernama Indonesia masih bisa diselamatkan setidaknya agar kelak anak cucu kita bisa melihat bahwa Indonesia adalah sebuah cita cita dan milik bersama, bukan milik pengusaha atau penguasa saja.Â
..Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu bangsa sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu bangsa, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia". (Q.S. Al-Ra'du, 13:11).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H