Mohon tunggu...
ananta bagaskara
ananta bagaskara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

‎

Selanjutnya

Tutup

Book

A Review of "Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin" by Tere Liye

17 Oktober 2024   02:33 Diperbarui: 17 Oktober 2024   02:53 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Novel yang ditulis oleh salah satu penulis terkenal di Indonesia yakni Tere Liye merupakan novel-novel yang banyak diminati oleh generasi muda. Novel yang ditulis oleh Tere Liye sendiri sering dikenal sebagai novel yang memiliki keindahan penggunaan kata aau metafora yang indah namun tetap mudah dipahami oleh pembacanya. Alur cerita dari novel yang ditulis oleh Tere Liye sendiri juga memiliki alur yang sulit untuk ditebak bagi pembacanya.

Adapun novel karya Tere Liye yang akan saya bahas disini ber-judul "Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin". Dari judul novel yang diberikan penulis disini pun sangat menarik masyarakat untuk membaca novel ini. Dimana judul yang diberikan oleh Tere Liye disini sulit untuk ditebak alur cerita di dalamnya, yang mana preview novel ini juga ditulis secara misterius dan memberikan rasa penasaran bagi masyarakat untuk membeli novel tersebut dan membacanya.

Novel karya Tere Liye ini memiliki alur cerita yang menarik, dimana alur cerita disini dibuat naik turun dan memainkan perasaan bagi pembacanya. Dengan membentuk alur cerita yang dibuat naik turun disini dapat membuat pembacanya untuk terus membaca novel tersebut hingga selesai sekali duduk. Yang mana hal tersebut dapat dikatakan sebagai keberhasilan dari penulis untuk membawa pembaca ke dalam cerita yang ada dalam novel karyannya.

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin menceritakan mengenai kehidupan dari tokoh utama disini yakni Tania dan keluarganya yang hidup miskin. Tania hidup dengan ibunya dan adik laki-lakinya "Dede". Kehidupan yang dialami Tania disini cukuplah sulit dilihat dari perekonomian keluarganya. Kehidupan Tania berada di keadaan yang cukup sulit ketika keluarganya harus ditinggalkan ayahnya.

Yang mana hal tersebut juga membuat Tania harus putus dari sekolahnya.
Kehidupan Tania yang serba kesulitan disini membuatnya harus membantu perekonomian keluarga demi tetap bertahan hidup dengan mengamen di jalanan bersama adik laki-lakinya. Tania dan adiknya setiap hari mencari uang tambahan dengan mengamen di jalanan hingga suatu hari mereka bertemu dengan seorang pria yang mengubah kehidupannya menjadi lebih baik. Pria yang bertemu dengan mereka sewaktu mengamen disini Bernama Danar.

Danar merupakan seorang pria yang sangat baik, dermawan, dan bijaksana, dimana kehadirannya disini memberikan perubahan yang baik pada keluarga Tania. Semenjak pertemuan Danar dan Tania sewaktu sedang mengamen disini, Danar mencoba untuk membantuk Tania dan keluarganya. Dimana Danar disini membantu kehdiupan Tania dengan menyekolahkannya kembali, memberikan hadiah kepada Dede, memberikan banntuan modal kepada Ibunya dalam berbisnis menjual kue, serta membantu kehidupan Keluarga Tania menjadi lebih layak.

Danar selalu menjenguk keluarga Tania setiap harinya setiap pulang kerja untuk memastikan keluarga Tania disini dapat hidup dengan layak di rumah yang seharusnya. Danar membantu kehidupan Keluarga Tania bahkan hingga membantu memberikan tempat tinggal yang layak di rumah yang seharusnya ditinggalkan oleh manusia.

Tania disini tentunya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh Danar untuk dapat kembali belajar bersekolah. Dimana Tania belajar dan mengikuti kegiatan sekolahnya dengan baik hingga Tania menjadi salah satu siswa berprestasi di sekolahnya dan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di Singapura.

Kebahagiaan yang datang pada keluarga Tania disini ternyata tidak berjalan cukup lama. Hal tersebut karena Tania dan Dede harus ditinggalkan oleh Ibunya selama-lamanya. Setelah kabar duka yang menimpa keluarga Tania, Danar disini berniat untuk mengangkat Tania dan Dede untuk menjadi keluarganya.

Semenjak Danar mengangkat Tania dan Dede menjadi keluarga, kedekatan antara Tania dan Danar semakin terjalin. Rasa sayang yang dimiliki oleh Tania pun di rasa berubah bukan hanya rasa sayang kepada sosok penyelamat kehidupannya dan keluarganya. Tania merasa bahwa dirinya memiliki perasaan lebih ke sosok Danar. Tania pun merasa bahwa Danar memiliki perasaan yang sama kepadanya.

Namun lagi dan lagi, setiap perasaan Bahagia yang dirasakan oleh Tania selalu berujung ke kenyataan pahit sesudahnya. Dimana Tania mendapatkan kabar bahwa Danar akan menikah dengan sosok perempuan bernama Ratna dalam waktu dekat. Perasaan Tania disini cukup tercampur aduk dan tentunya sedih dengan kabar tersebut. Tania pun bertanya-tanya apa yang salah darinya hingga Danar memilih untuk menikah denga perempuan lainnya. Namun, Tania ingat pesan yang sempat diberikan oleh ibunya tentang mengikhlaskan.

Tania mencoba untuk ikhlas pada kenyataann bahwa perasaan yang dimilikinya ke. Danar merupakan hal yang salah dan tidak seharusnya. Semenjak pernikahan Danar dan Ratna, Tania menjadi tidak pernah bertemu dengan Danar. Bukan tanpa alasan, Tania disini mencoba untuk mngikhlaskan kenyataan yang ada dan menghargai kehidupan baru Danar. Namun tidak lama dari pernikahan Danar dan Ratna, mereka harus berpisah dan bercerai.

Pada akhirnya, Tania dan Danar bertemu tanpa sengaja di makam Ibu Tania setelah perceraian Danar dengan Ratna. Pertemuan singkat disini terjadi dengan obrolan singkat yang ditutup dengan bisikan dari Danar ke Tania yang membuat Tania menangis di bagian akhir cerita ini. Dimana cerita ini pun menjadi cerita akhir dari novel ini yang ditutup dengan akhir yang membuat pembacanya bertanya-tanya dan berspekulasi.

Dari novel yang sudah saya baca disini, tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan di dalamya. Seperi yang sudah saya jelaskan juga sebelumnya, bahwa novel karya Tere Liye memiliki metafora yang indah dan membuat pembacanya mendapatkan kosakata baru. Pemilihan kata yang indah dan tidak biasa disini menjadi salah satu keunikan dan menarik bagi pembaca. Selain itu alur yang tidak mudah ditebak pun menjadi salah satu kelebihan dari novel ini, karena tidak akan membuat pembacanya mudah bosan ketika sedang membaca novel tersebut.

Namun dari kelebihan yang dimiliki novel karya Tere Liye disini terdapat juga kelemahan dibaliknya. Dimana penulisan dan pemilihan kata yang indah ataupun metafora disini, tidak semua orang dapat mudah untuk memahami. Sehingga dapat dikatakan juga bahwa novel karya Tere Liye tidak disarankan untuk dibaca bagi segala kalangan umur. Adapun ending dari novel ini yang ditutup dengan akhir yang menggantung, yang mana hal ini sebenarnya tidak sepenuhnya berupa kelemahan. Dengan ending yang menggantung disini membuat pembacanya berpikir dan berspekulasi tentang ending yang cocok pada novel ini, sehingga kelebihannya yakni membuat pembacanya kembali berpikir. Namun dari poin tersebut pun dapat dikatakan sebagai kelemahan bagi beberapa pembaca yang kurang menyukai ending yang menggantung tersebut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun