Mohon tunggu...
ananta bagaskara
ananta bagaskara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

‎

Selanjutnya

Tutup

Book

A Review of "Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin" by Tere Liye

17 Oktober 2024   02:33 Diperbarui: 17 Oktober 2024   02:53 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Tania mencoba untuk ikhlas pada kenyataann bahwa perasaan yang dimilikinya ke. Danar merupakan hal yang salah dan tidak seharusnya. Semenjak pernikahan Danar dan Ratna, Tania menjadi tidak pernah bertemu dengan Danar. Bukan tanpa alasan, Tania disini mencoba untuk mngikhlaskan kenyataan yang ada dan menghargai kehidupan baru Danar. Namun tidak lama dari pernikahan Danar dan Ratna, mereka harus berpisah dan bercerai.

Pada akhirnya, Tania dan Danar bertemu tanpa sengaja di makam Ibu Tania setelah perceraian Danar dengan Ratna. Pertemuan singkat disini terjadi dengan obrolan singkat yang ditutup dengan bisikan dari Danar ke Tania yang membuat Tania menangis di bagian akhir cerita ini. Dimana cerita ini pun menjadi cerita akhir dari novel ini yang ditutup dengan akhir yang membuat pembacanya bertanya-tanya dan berspekulasi.

Dari novel yang sudah saya baca disini, tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan di dalamya. Seperi yang sudah saya jelaskan juga sebelumnya, bahwa novel karya Tere Liye memiliki metafora yang indah dan membuat pembacanya mendapatkan kosakata baru. Pemilihan kata yang indah dan tidak biasa disini menjadi salah satu keunikan dan menarik bagi pembaca. Selain itu alur yang tidak mudah ditebak pun menjadi salah satu kelebihan dari novel ini, karena tidak akan membuat pembacanya mudah bosan ketika sedang membaca novel tersebut.

Namun dari kelebihan yang dimiliki novel karya Tere Liye disini terdapat juga kelemahan dibaliknya. Dimana penulisan dan pemilihan kata yang indah ataupun metafora disini, tidak semua orang dapat mudah untuk memahami. Sehingga dapat dikatakan juga bahwa novel karya Tere Liye tidak disarankan untuk dibaca bagi segala kalangan umur. Adapun ending dari novel ini yang ditutup dengan akhir yang menggantung, yang mana hal ini sebenarnya tidak sepenuhnya berupa kelemahan. Dengan ending yang menggantung disini membuat pembacanya berpikir dan berspekulasi tentang ending yang cocok pada novel ini, sehingga kelebihannya yakni membuat pembacanya kembali berpikir. Namun dari poin tersebut pun dapat dikatakan sebagai kelemahan bagi beberapa pembaca yang kurang menyukai ending yang menggantung tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun