Tuhan menciptakan perbedaan-perbedaan yang kita lihat dan alami di hidup kita ini. Beliau berbuat sesuatu tidak tanpa tujuan, dan menurut kepercayaan yang kita semua anut (dan sering kita teriakkan): Tuhan atau Allah itu Maha Besar, Maha Penyayang, Maha Adil, Maha Pengampun dst. Tidak pernah saya mendengar atau membaca, bahwa Allah atau Tuhan itu Maha Murka, Maha Kejam, Maha Semaunya, Maha Tanpa Tujuan.
Jadi bukankah tujuanNya pasti tidak negatif atau jahat?
Kenapa kita tidak menghormati tujuan Beliau ini? Kenapa kita setiap hari, setiap detik melakukan dosa ini, dengan menyeret Nama Beliau ke lumpur kekotoran?
Bukankah melalui beberapa NabiNya, beliau telah memberikan contoh dan tuntunan? Kenapa yang kita contoh hal-hal yang sepele, yang mungkin mempunyai arti bagi kesehatan, kenyamanan pribadi, kebersihan dsb. Yang mungkin bisa menimbulkan reaksi „Wah“ pada orang lain. „Wah alim.“, „Wah, taat.“, „Wah sudah haji.“, „Wah sudah ke Vatikan ketemu Paus.“, „Wah pinter bisa hafal Al Qur’an atau Injil.“ Dan Wah-Wahan yang lain.
Tetapi hal-hal yang juga penting dan berarti bagi kebersamaan kita dalam hidup ini tidak kita perhatikan, kadang kita lupakan? Apakah itu? Mungkin kita bisa memikirkan bersama, menemukannya dan lebih mengutamakannya?
Ada seorang rekan yang menulis (kutipan): bacalah dulu sesuatu, sebelum melaksanakannya. Saya menambahi dengan hal-hal di atas, yang pasti tidak bertentangan dengan ajaran agama anda, kalau anda mengerti maksud dan tujuan Tuhan/Nabi/Agama anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H