Mohon tunggu...
Bambang Gareng Nilwarto
Bambang Gareng Nilwarto Mohon Tunggu... Bidang kesehatan -

Perantau di negeri dingin dengan one way ticket. Selalu merindukan nasi pecel, rempeyek dan tempe goreng. Tidak terverifikasi! Bawel, ngèyèlan, sok tahu, sok pinter.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ada Apa...

1 Januari 2015   04:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:03 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada apa

di bumiku ini

dari hari ke hari dipenuhi

kebencian yang membunuh...

ada apa di hati kita ini

dari detik ke detik dipenuhi

ketidak-mengertian yang mengobarkan amarah....

ada apa

di perjalanan kita ini

dari kedipan mata ke tarikan napas

dipenuhi duka yang mengalirkan air mata

yang hanya sesekali diseling tawa...

burung-burung besi berjatuhan

serpihan-serpihan tubuh berserakan

di antara ganggang di celah karang

tersangkut di dahan

yang kering

tergeletak di antara rumput

yang layu....

ledakan-ledakan

membunuh

harapan,

kuman-kuman

merambah melenyapkan

kehidupan yang penuh perjuangan, ibu-ibu

ayah-ayah

yang sudah kering air matanya, menunggu giliran dijemput

sang maut...

air yang murka menyapu meratakan

jiwa-jiwa

menghilangkan tawa yang

hanya selingan...

ibu pertiwi yang menjemput putra-putrinya

dalam rangkulannya

yang tak terlepaskan lagi

sampai nafas terakhir...

ada apa

............................

apakah sudah

kodrat manusia

membenci

mencari kebenaran yang hanya mutlak

untuknya

bukan kebenaran yang

mendamaikan hati

semua....

kenapa alam

memusuhi dan

memerangi kita

ada apa.....

di dalam jiwa

kucari jawaban...

yang tak akan kutemui,

karena aku

bagian dari petaka-petaka itu ...

aku bukan ombak yang mengganas

aku bukan bom yang memusnahkan

aku bukan kuman yang membunuh

aku bukan angin yang tidak mau lagi menjunjung burung-burung besi

aku hanya manusia

bagian dari itu semua ....

aku hanya bisa menunggu

dan berduka

kuselingi dengan tawa tanpa

kegembiraan....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun