Lalu apa saja sih gejala yang sempat dialami sahabat saya?
Awalnya dia memang tidak merasakan keanehan tertentu. Apalagi memang cuaca tak menentu antara musim dingin dan musim semi. Tanggal 20an maret itu jika malam hari suhu terasa bahkan hingga minus 13 derajat, siang hari juga kadang mencapai 14 derajat.
Namun setelah diingat-ingat dua hari berturut-turut sebelum tanggal 27 maret 2020 dia sempat muntah. Hari-hari sebelumnya sempat demam meskipun tidak berskala berat.Â
Mulai dihitung demam ketika suhu tubuh sudah diatas 37,5 derajat celcius. Hal lain yang sempat terjadi mungkin ketika tubuhnya merasakan cepat sekali lelah meskipun sebenarnya bekerja normal seperti biasanya.
Menurut sumber dari Robert Koch Institut (RKI), semacam lembaga resmi independen penelitian dan kesehatan di Jerman gejala terbanyak dari pasien positif corona seperti demam tinggi, batuk kering, keletihan, keluarnya dahak (apabila berwarna mencolok atau kuning misalnya wajib diwaspadai), sesak nafas, nyeri saat mengunyah dan nyeri di rahang, timbulnya gangguan pada indra penciuman dan perasa, sakit tenggorokan, sakit kepala, menggigil, mual, muntah, hidung tersumbat dan diare.
Dia masih berada dalam masa karantina, sejauh ini keadaannya membaik dan cukup stabil. Diantara pesannya seperti tetap tenang, jangan panik, positive thinking, menata hati menerima takdirNya, meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga diri dan kesehatan tubuh dengan tetap makan-makanan bergizi, seperti banyak sayur dan buah, minum vitamin C, E dan berolahraga.Â
Dan jangan lupa selalu berdoa. Kita wajib berusaha maksimal tapi takdir hidup adalah milik Tuhan. Semoga teman-teman selalu sehat dan dilindungiNya dimanapun berada.
08.04.2020
Nafisatul Wakhidah
Liebe gruesse aus Albstadt
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H