Mohon tunggu...
Naviz De Vinci
Naviz De Vinci Mohon Tunggu... Perawat - Pembelajar di Universitas Maiyah

sedang terdampar di Baden Wurttemberg, Jerman

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Melihat Lebih Dekat Manajemen Krisis Virus Corona di Jerman (Bagian 1)

29 Maret 2020   03:50 Diperbarui: 29 Maret 2020   12:01 3697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Das Coronavirus breitet sich weiter aus (Symbolbild) MLADEN ANTONOV/ AFP

Tiada negara yang 100 persen siap menghadapi meledaknya wabah virus Corona di dunia ini. Begitupun Jerman, meskipun negara ini cukup terkenal dengan sistem kesehatan terbaik di dunia. 

Sehebat apapun sistem, ketika dalam satu ruang dan waktu bersamaan banyak pasien yang harus dirawat di rumah sakit, maka cepat atau lambat pun akan mengalami kewalahan.

Lalu, bagaimana cara Jerman memanajemen penanganan wabah corona ini? Berikut dari hasil observasi saya selama beberapa bulan terakhir.

Pada tanggal 24 Januari 2020, Prancis, Negara pertama di Benua Eropa melaporkan 3 kasus pasien terinfeksi virus ini. Tak lama kemudian pada tanggal 27 Januari, sebuah pertemuan bisnis Perusahaan Webasto di Starnberg yang dihadiri kolega dari China berujung pada positifnya 14 orang Jerman akan virus tersebut. 

Maka tindakan langsung diambil oleh pemerintah Negara bagian Bayern dengan mengarantina hingga 400 orang yang berinteraksi dengan para pasien itu. Karantina pun berlalu, tak terdengar lagi kasus positif dalam waktu dekat akan virus Corona di Jerman.

Pemerintah kemudian mengevakuasi 120 warga Jerman yang sedang berada di China terutama Wuhan. Rencananya Pesawat Angkatan Udara yang membawa penumpang warga Jerman itu transit di Moskow, namun Rusia tidak mengizinkannya. 

Hingga kemudian bisa transit di Helsinki sebelum mendarat di Frankfurt. Dua diantaranya kemudian terdeteksi positif ketika sampai di Frankfurt padahal sebelum keberangkatan tiada gejala terpapar virus itu. Mereka pun juga menjalani proses karantina 14 hari.

28 Januari Menteri Kesehatan Jerman, Jehn Spahn memberikan pujian kepada pemerintah negara bagian Bayern atas cepat tanggapnya terkait pasien positif terinfeksi Corona di Bayern. 

Selain itu ia juga menyatakan bahwa wabah virus Corona akan mencapai Jerman namun sesuai pernyataan lembaga Kesehatan Robert Koch Instituts (RKI) potensi bahayanya masih kecil bagi warga Jerman. Siangnya Perayaan Pesta Musim Semi China ditolak diadakan di Negara Bagian Nordrhein Westfalen (NRW).

25 Februari 2020, kasus pasien positif terinfeksi pertama virus Corona di Negara bagian Baden Württemberg. Dia berusia 25 tahun dan tinggal di daerah Goeppingen, kemungkinan dirinya terkena saat sedang liburan di Milan, Italia. 

Selang beberapa jam Negara bagian NRW juga melaporkan kasus pertama pasien terinfeksi Corona. Di negara bagian ini juga tepatnya daerah Heinsberg menjadi pusat Episentrum Corona di Jerman, paska karnaval yang dihadiri 300 orang, berakhir pada dikarantinanya hampir 1000 orang disana.

Pimpinan Instituts fuer Virologie dari Charite Universitaetsmedizin Berlin, Prof. Dr. Christian Dorsten pada 28 Februari 2020 memberikan hasil analisis yang cukup menggemparkan yakni hampir 60-70 persen dari 83 juta penduduk Jerman akan terinfeksi virus Corona. “Namun kita belum tahu kapan waktunya, kemungkinan itu bisa dalam waktu dua tahun atau bahkan lebih lama lagi“ .

Beliau merupakan Pakar Virus Jerman yang pada tahun 2003 lalu juga menemukan Virus Sars bersama peneliti lain. Saat ini hampir semua orang Jerman mengenal namanya. 

Analisis beliau tentang Virus Corona sangat membantu Pemerintah Jerman dalam mengambil keputusan untuk rakyatnya. Hingga Pemerintah Negara Federal Jerman pun menganugrahkan gelar kehormatan Bundesverdienstkreuz.

Corona-Pandemie 

Tertanggal 19 Maret, data aktual dari Gesundheitsministerien der Bundeslaender menyebutkan 12.041 warga Jerman terinfeksi, dengan 30 orang meninggal dan 71 sudah dinyatakan sembuh. Bagaimana bisa tingkat kematian sebegitu rendah di Jerman?

Deteksi dini disini memiliki peran sangat penting dalam memperlambat penyebaran virus Corona. Setiap orang di Jerman diwajibkan untuk memiliki asuransi kesehatan baik yang umum ataupun privat. Contohnya saya menggunakan Asuransi DAK, rata-rata tiap bulan diharuskan membayar sekitar 80 hingga 100 euro. 

Dengan asuransi ini kita mendapatkan banyak kemudahan seperti setiap orang harus memiliki Hausarzt (Dokter Rumah) atau bisa diartikan jadi dokter pribadi kita. 

Jadi setiap kita sakit rujukan pertama ialah memeriksakan diri ke dokter tersebut. Sedang jika kita memerlukan perawatan lanjutan seperti periksa di rumah sakit dan segala tindakan lanjutan bisa di überweisung atau diberikan surat pengantar dari sini. Pun jika tiba-tiba kita mengalami kecelakaan lalu harus perawatan di RS dan rawat inap juga tidak perlu membayar lagi. 

Kecuali tindakan-tindakan pemeriksaan lanjutan yang tidak ditanggung oleh Krankenkasse (Lembaga yang mengurus asuransi kesehatan, menentukan perawatan mana yang ditanggung dan tidak biayanya).

Dalam masa krisis karena virus Corona ini orang-orang yang dalam 14 hari baru pulang dari daerah beresiko terkena Corona juga bisa langsung telfon ke Hausarzt dan akan dilakukan pengetesan gratis. Ada juga yang setelah mendapat persetujuan dari Hausarzt langsung bisa di tes Corona di Drive Thru atau Rumah sakit. 

Pengetesan laboratorium sebenarnya selesai dalam lima jam, namun faktor transportasilah yang membuat hasilnya tidak langsung dapat diketahui harus menunggu satu hari. 

Jika diketahui hasilnya positif, Gesundheitsamt (Dinkes) akan menginfokan via telefon dan jika tidak dalam kondisi kritis pasien bisa melakukan Ambulanz-Quarantaene (Karantina di Rumah selama 14 hari) dan menunggu hasil pemeriksaan akhir sampai dinyatakan sembuh.

Jadi meskipun misalnya di Negara bagian Baden Wuerttemberg yang dinyatakan positif sudah lebih dari 2000 an orang, kebanyakan mereka cukup melakukan isolasi diri. Sehingga Rumah Sakit yang memang kapasitasnya terbatas bisa mempersiapkan diri untuk perawatan pasien Covid 19.

Sejak Pemerintah Federal Jerman menghidupkan alarm Kebencanaan Pandemi maka diberlakukanlah Penutupan Batas Negara bagi orang yang tak berkepentingan. 

Menutup segala macam tempat orang berkumpul dalam hal ini segala acara seperti sepakbola, Hannover Mess, ITB Berlin, hingga UEFA, Klub Malam, tempat bermain, Sekolah, Universitaet, Mall dll. Dan yang tak kalah penting update data setiap harinya dari tingkat Negara hingga daerah kota. Menjamin ketersediaan pangan dan mendukung berjalannya proses belajar mengajar via online.

Dari pihak Rumah Sakit tempat saya bekerja misalnya mulai menunda segala macam jadwal Operasi yang sifatnya tidak darurat dan dialihkan ke bulan Mei, Pasien yang sudah cukup sembuh disegerakan untuk dipulangkan ke rumah sehingga ruangan bisa dipersiapkan untuk penanganan pasien Covid 19. 

Koordinasi via video conference setiap hari. Mulai membagi jadwal dan mengurangi jam kerja untuk persiapan nanti ketika Pasien Covid 19 mulai kondisi kritis. 

Pemerintah mulai mendata tenaga-tenaga medis yang baru pensiun dua hingga tiga tahun terakhir, mahasiswa kedokteran dan keperawatan tingkat akhir untuk siaga ketika setiap saat dibutuhkan. Memperbarui semua nomer telefon aktif tenaga medis,  

19 Maret 2020
Albstadt, Jerman
Nafisatul Wakhidah
(Siswi Keperawatan yang sedang bertugas di Chirurgische Ambulanz, Zollernalb Klinikum)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun