Mohon tunggu...
Betty Maretta
Betty Maretta Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa

Mahasiswa semester 1 UINSU Medan, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sifat Asli Manusia Sudah Terbentuk Sejak Usia Dini

26 November 2019   15:00 Diperbarui: 14 Desember 2019   09:32 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin para senior beranggapan dengan memerintahkan junior mereka untuk membawa sesuatu yang sulit dicari dan tidak masuk akal akan membuat para Mahasiswa Baru menjadi lebih disiplin, tetapi tanpa mereka sadari, hal ini tidak dapat memungkiri perubahan sifat atau karakter seseorang dalam waktu yang singkat saat mengikuti Ospek karena Ospek biasanya dilakukan dalam waktu 3-5 hari. 

Dalam waktu yang sesingkat itu tentu saja tidak menjadi pengaruh sifat seseorang yang sudah terbentuk sejak 18 tahun yang lalu (bagi umur mahasiswa baru yang baru lulus Sekolah Menengah Atas), akan dibuat seperti apapun Ospek yang akan diadakan, jika tidak ada niat untuk berubah, perubahan tentu tidak akan terjadi apalagi Ospek yang dilakukan kesannya memaksa atau mengharuskan mahasiswa baru untuk mengikutinya, dan tentu saja mereka hanya menjadikan ospek sebagai formalitas agar tidak diberi hukuman yang berupa mengikuti ospek lagi pada tahun ajaran baru.

Setiap orang memiliki cara berpikir dan cara memandang sesuatu dengan pandangan yang berbeda-beda, sehingga untuk menyatukan perbedaan tersebut tentu tidak akan dapat dilakukan hanya dengan waktu 3-5 hari dengan cara kegiatan instan seperti ospek. Sejak usia dini, manusia sudah dibekali dengan ilmu pengetahuan, sehingga tidak dapat dipungkiri lagi jika manusia memiliki sudut pandang dan pola pikir yang berbeda-beda. 

Terkadang seseorang memandang ospek sebagai sesuatu yang berlebihan karena dasar dari dilaksanakannya ospek adalah untuk pengenalan lingkungan, dan membangun karakter mahasiswa sementara sebagian besar mahasiswa lebih memilih untuk mempersiapkan diri di rumah untuk memasuki hari pertama di kampus impian masing-masing daripada harus melakukan hal yang melelahkan. 

Dan jika memang ospek harus terlaksana, pengenalan lingkungan kampus beserta isinya dapat dilakukan dalam waktu 1-2 hari saja tanpa harus membeli atribut-atribut yang harus dibawa yang dapat memberatkan dan mengeluarkan biaya. Tidak heran jika banyak mahasiswa yang pro dan kontra mengenai ospek, sebagian besarnya ada yang berani menyampaikan kritikan nya tentang perlakukan senior yang semena-mena, ada juga yang hanya diam dan menerima. 

Dari sini dapat kita nilai bahwa sikap kritis seseorang dapat muncul secara spontanitas sesuai dengan situasi yang terjadi. Mahasiswa yang kritis biasanya memiliki pandangan yang lebih luas dan maju karena dapat berpikir lebih jauh tentang apa yang harus dilakukannya dan apa yang bertentangan dengan nurani nya sehingga dapat pula diukur tingkat kedewasaan nya. Mesikipun sikap kritis juga tidak bisa dijadikan pedoman namun orang yang berpikir kritis pasti memiliki kedewasaan yang lebih karena dapat lebih menilai mana yang baik dan mana yang buruk untuk dilakukannya.

Sudah banyak kasus yang terjadi dalam kegiatan ospek, mulai dari kekerasan fisik, mental, bathin, dan bahkan merusak diri korban selaku mahasiswa baru. Dalam hal ini, orangtua hanya tahu bahwa anaknya sedang berada di tangan yang tepat yaitu pihak sekolah padahal panitia dari ospek umumnya adalah kaka senior yang sudah dimandatkan oleh pihak sekolah. Sehingga banyak orangtua yang terkejut saat mendapati anaknya  mendapat kekerasan dari lingkungan baru yang seharusnya menjadi tempat untuk menimba ilmu dan melanjutkan pendidikan. Tentu saja orangtua menjadi sososk yang paling kecewa dalam kejadian ini, mereka sudah membesarkan anak mereka dengan sepenuh hati dan mendidiknya hingga dewasa namun harus menerima kenyataan pahit seperti ini.

Inti dari semua permasalah ini adalah tidak ada yang dapat mengubah kita selain diri kita sendiri, tidak perlu sekuat tenaga dengan embel-embel membentuk karakter dengan kegitatan ospek. Sifat yang sudah dibentuk dan dibekali dari orangtua merupakan sifat yang akan melekat sampai kapanpun, karena sifat dasar kita sudah tertanam dan tidak lekang oleh waktu sampai kapanpun hingga akhirnya diri kita sendiri lah yang dapat merubahnya. Orangtua adalah cerminan yang paling dominan saat kita masih dalam usia dini. Karena semua perlakuan yang dilakukan oleh kedua orangtua akan selalu membekas di dalam penglihatan anak, sehingga akan seperti itulah anak tersebut ke depannya. 

Setiap orang diciptakan dengan kepribadian masing-masing, sehingga akan menjadi sebuah hak seseorang juga jika ia mau menerima arahan atau perintah dari orang apalagi seseorang yang baru saja dikenal dalam waktu beberapa hari karena merubah sifat merupakan proses yang sangat sulit untuk dilakukan sebelum motivasi untuk berubah datang dari hatinya sendiri. Sifat adalah sesuatu yang spontanitas dan tidak dapat direncanakan secara berkala. Sifat keluar dengan sendirinya sesuai dengan porsi nya masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun