Langit tak menyambut apa-apa.
Bjorn tak menerimanya. "Jika kamu tahu akhir dari cerita, lalu mengapa kamu tetap memberikannya? Kamu membenciku, hah?!".
Langit seakan tetap tak menghiraukannya. Tak ada sedikitpun pertanda.
Bjorn melewati puncak amarahnya, hingga sesaat Ia terdiam tak bicara.
Dalam menarik nafasnya, Bjorn lirih berbicara, "Jika hanya ciptakan luka, buat apa?"
Tak ada air mata, hanya hati yang tersayat penuh luka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H