Kesuksesan penanganan kasus korupsi di Finlandia terlihat dari data statistik, memang sangat sedikit terdapat kasus korupsi, termasuk masalah penyuapan. Tahun 2003, misalnya, hanya ada satu kasus penyuapan yang ditangani dan terbukti. Sedangkan tahun 2002, dari dua kasus suap yang ditangani, satu terbukti. Kasus korupsi besar yang penulis temukan dari sebuah sumber, terakhir terjadi pada tahun 1977 di Finlandia, kasus tersebut adalah penyuapan CEO Salora kepada Politisi Sosial Demokrat, RKP, Liberal dan politisi partai tengah terkait usaha Salora, sebuah produsen elektronik di Finlandia, untuk mempengaruhi keputusan politik dalam pemilihan pabrik milik negara untukproduksi tabung sinar katoda digunakan dalam televisi manufaktur. Para politisi tersebut dituduh menerima suap berupa televisi dan perangkat stereo, kasus ini dikenal dengan sebutan Salora Case. Kasus terbaru terkait penyuapan yang terjadi di Finlandia adalah terbongkarnya pengaturan skor pertandingan yang menyangkut seorang warga negara Singapura bernama Wilson Raj Perumal. Raj dituduh telah melakukan pengaturan skor pertandingan di Finlandia selama 2008-2011, dan akhirnya di dakwa hukuman penjara selama 2 tahun. Tertangkapnya Raj Perumal ini akhirnya yang membuka kotak pandora sindikat pengaturan skor di dunia, yang bermarkas di Singapura. Mengingat kasus korupsi sangat jarang terjadi di Finlandia, pengungkapan kasus korupsi akan memperoleh liputan yang luas dari media massa.
Di Finlandia kasus-kasus korupsi tidak selalu melibatkan nilai uang yang berujung pada dipidananya pelaku korupsi. Kasus-kasus seperti menunda pengumuman penting yang wajib diketahui masyarakat, merendahkan prinsip-prinsip kesamaan hak, membuat putusan dengan pertimbangan yang tidak tepat, bersikap diskriminatif, memberikan nasihat yang tidak cukup, juga dikategorikan sebagai tindakan-tindakan pejabat publik yang terkait dengan korupsi.
Keempat, berjalannya mekanisme audit yang baik. Di Finlandia, pengendalian administratif didesentralisasikan ke berbagai institusi pemerintah dan pencegahan korupsi ditangani oleh beberapa institusi. Ini dilakukan karena pemerintahan setempat tidak mempunyai lembaga khusus untuk menangani masalah korupsi. Audit internal pun akhirnya memegang peran penting dalam mencegah korupsi karena kedudukannya yang semi-otonomi dan fungsinya sebagai lembaga penelaah mekanisme pengendalian internal.
Di samping unit pengendalian internal, di Finlandia juga terdapat The National Audit Office of Finland (NAOF), seperti BPK di Indonesia, yang mandiri.
NAOFmemiliki tugasuntuk melaksanakan audit eksternal dengan melakukan audit keuangan, audit kepatuhan, audit kinerja, audit yang kebijakan fiskal dan audit lainnya menggabungkan metode yang berbeda.
NAOF dipimpin oleh Auditor Umum, yang dipilih oleh Parlemen untuk jangka waktu enam tahun. Auditor Umum saat ini adalah Dr Tuomas Pöysti.NAOF terdiriDepartemen Audit Kebijakan Fiskal dan Kantor Eksekutif, Departemen Audit Keuangan dan Departemen Audit Kinerja dan Unit Pelayanan Administrasi. NAOF memiliki sekitar 140 karyawan. Kantor pusatnya terletak di Helsinki, dengan cabang di Turku dan Oulu.
Audit dilakukan dengan menerapkan Standar Internasional Supreme Audit Institutions (ISSAI) didukung oleh Organisasi Internasional Supreme Audit Institutions (INTOSAI), yang didasarkan pada Standar Internasional tentang Audit (ISA). Ini dilengkapi dengan manual audit keuangan dan kinerja yang disusun oleh NAOF.Ruang lingkup audit meliputi ekonomi APBN, dana off-budget, BUMN dan transfer dana ke entitas lain.
Titikinti dalam perencanaanauditnya adalah analisis risiko mengenai keuangan publik dan ekonomi.
Kriteria dalam memfokuskan audit adalah:
1.signifikansi ekonomi dari masalah ini,
2.risiko bagi perekonomian negara,