Malam, ku titipkan sepiku bersama sunyimu. Biarlah dia melebur menjadi perenungan... Jiwa yang terlunta tersayat tragedi masa silam seakan engga terobati... Melangkah mencari peraduan terakhir, yang entah kapan datangnya... Aku hanya sebias embun, yang coba dienyahkan mentari... Malam, kembali ku titipkan harapku bersama mimpi indahmu. Jika esok mentari datang lagi, sinarnya mampu mengahangatkan jiwa yang terasing dalam sunyi...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!