Mohon tunggu...
Bes
Bes Mohon Tunggu... -

nama saya bes

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Brasil Bukan Sekedar Piala Dunia

12 November 2014   08:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:01 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup yang keras dan terkadang tidak adil,

tidak membuat masyarakan di Rio de Janeiro putus asa dan berhenti untuk tersenyum.

Pelajaran akan penghargaan terhadap hidup dan pantang menyerah telah menjadi pembelajaran untuk saya (BES.T, 2014)

Piala dunia 2014 di Brazil telah berlalu beberapa bulan lalu dan ditutup dengan kemenangan Jerman atas Argentina 1-0 lewat tendangan Mario Gotze pada perpanjangan waktu. Perhelatan akbar ini menempatkan Brazil menjadi pusat perhatian dunia. Saya masih mengingatnya dengan jelas, gegap gempita di negeri tropis itu. Catatan ini mengungkap sisi lain Brazil yang saya lihat langsung dalam perjalanan saya kesana.



Pada moment akbar tersebut saya ingat semangat kolektivitas tim Jerman, geliat negara-negara Amerika Latin, tuan rumah Brazil yang dipermalukan, hingga kehancuran Spanyol sebagai bagian dari cerita yang terpahat didalam sejarah di piala dunia 2014. Pertandingan final di stadium mistis “Maracana” menutup pula seluruh rangkaian pagelaran akbar sepakbola dunia yang selalu ditunggu setiap empat tahun sekali.


Saya beruntung mendapat kesempatan bisa hadir langsung selama 14 (empat belas) hari di kota Rio de Janiero setelah menabung selama dua tahun lamanya. Tentu menjadi istimewa bagi saya yang masih study ini. Kota yang terletak di pesisir selatan Brazil yang dikaruniai pesisir pantai dan pegunungan indah ini telah menarik hati saya. Nama Rio de Janeiro sendiri kini menjadi meroket setelah menjadi penyelenggara pertandingan final piala dunia yang menyita perhatian ratusan juta manusia dari seluruh dunia

[caption id="attachment_374460" align="alignright" width="300" caption="Rio de Janiero Fan Fest..."]

14157485981193167313
14157485981193167313
[/caption]



Rio yang unik

Memasuki Brasil dan kemudian menikmati keelokan kota Rio dalam suasana piala dunia kemarin merupakan pengalaman yangs sangat. Betapa tidak, saya menjadi bagian warga dunia dan saksi sejarah yang bersama-sama hadir disana untuk memotret dan merasakan langsung perhelatan akbar tersebut. Canda, tawa hingga tangis para supporter mewarnai perhelatan akbar yang berlangsung selama satu bulan lamanya.



Memasuki kota Rio, saya sangat terkesan dengan suasana hiruk pikuk transportasinya di pagi hari. Impresi awal tentang Rio de Janeiro adalah saya merasa seperti sedang berada di Bali dengan bentangan pantainya yang indah. Namun disisi lain saya seperti berada di Jakarta saat menyaksikan kemacetan dan daerah perkumuhan.



Kota ini memang sangat cantik, dengan paduan warna warni gedung tua nya disetiap sudut kota. Bukan itu saja, terdapat pula area hijau dan pepohonan yang rindang turut menyejukan suasana kota yang berudara panas saat ini. Sangat mengesankan. Sementara di beberapa sudut lainnya, masih bisa kita saksikan perumahan kumuh yang hanya berdindingkan batu bata atau bahkan tripleks.



Di Rio kita dapat menyaksikan pemandangan sungai-sungai kecil yang disekitarnya dipenuhi oleh sampah sampah yang dikerumuni oleh binatang-binatang liar seperti Ayam, Anjing dan bahkan Babi yang sedang mencari makananan di tumpukan sampah.



Ya, Rio de Janioro, memang seolah kombinasi dari kompleksitas kemajuan dari sebuah kota di negara yang sedang berkembang. Dari sebaran wilayahnya, Kota Rio seakan terbagi menjadi dua, yaitu zona utara dan selatan. Zona utara dimana terdapat banyak perumahan kumuh dan zona selatan yang sarat akan appartemen dan hotel mewah.



Rio de Janeiro terkenal dengan adanya patung Jesus di perbukitan Corcovado, kemegahan gunung Pao de Açucar dan pemadangan akan perumahan kumuh di perbukitan atau yang biasa disebut dengan favelas. Patung Jesus di puncak tertinggi kota Rio seakan menjadi simbol kepercayaan warga Rio de Janeiro akan agama kristen. Agama dan sepak bola seakan telah menjadi satu tarikan nafas dalam kehidupan sehari hari warga Brazil. Sedangkan gunung Pao de Açucar menjadi simbol pusat konsentrasi wisatawan yang sedang berkunjung ke Rio de Janeiro.



Dari puncak gunung, tampak keindahan kota Rio dari berbagai sudut. Dengan menggunakan transportasi kereta gantung sebagai alat transportasi untuk ke puncak gunung membuat perjalanan ke atas semakin berkesan. Favelas yang menjadi lambang kesenjangan sosial di Brasil pun kini menjadi area favorit para wisatawan. Seakan seperti perjalanan safari, mereka biasanya menggunakan jeep dan mobil khusus untuk menuju ke perkampungan kumuh tersebut.

[caption id="attachment_374451" align="alignright" width="300" caption="FLA na Copacabana..."]

1415746273820384066
1415746273820384066
[/caption]

Jika kita pergi ke pantai, jangan kaget kalo dimana-mana kita akan liat tiang gawang. Rupanya ini memang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakatnya. Tidak hanya moment Piala Dunia ini saja. Bola sudah menjadi nafas keseharian masyarakat Brazil pada umumnya. Dipantai pun tampak banyak tiang gawang, yang pastinya akan dipergunakan untuk bermain sepak bola pantai.



Tak hanya sepak bola, masyarakat Rio de Janeiro atau yang biasa dipanggil Carioca, juga menggunakan net volly untuk bermain sepak bola, hingga akhirnya terciptalah Volley-football. Banyaknya jumlah orang yang berolahraga pun membuat saya terheran heran. Matahari yang terbit di pesisir pantai Copacabana pun tak menyurutkan semangat para Carioca untuk berolahraga. Hal yang lebih mencengangkan adalah orang tersebut membawa peralatan olahraga sendiri dan kemudian berolahraga secara individual.



Pemandangan yang tidak asing bagi saya juga adalah bis bis yang sangat penuh di pagi hari, dimana orang-orang berdesakan didalamnya. Harga bis tersebut relatif mahal, 3 Reais (mata uang Brazil) hampir menyamai tarif bus di Eropa. Hal yang membuat berbeda hanyalah, transport disini hanya ada bus besar dan kereta bawah tanah. Banyaknya kendaraan roda dua pun membuat saya seakan berada di Indonesia. Namun kendaraan roda dua didominasi oleh motor besar, belum tampak motor bebek atau motor matic.



Di Brasil terdapat metro, bis dan kereta gantung sebagai transport umum sebagaimana kota-kota besar dunia umumnya. Sisi positifnya adalah bis-bis tersebut berukuran besar sehingga mampu menampung warga Rio de Janeiro untuk terbiasa menggunakan transportasi publik. Jika kemajuan sebuah negara dapat di ukur dari tata kota dan sistem transportasi massal di kota tersebut maka Brazil sudah dapat di kategorikan sebagai negara maju.



Bicara Brasil tidak lengkap rasanya kalau tidak bicara wanitanya. Dunia mengetahui wanita dari Amerika Latin ini terkenal dengan pesona dan kecantikannya. Tak heran kalau para juara Miss Universire dan Miss World lahir dari negara-negara dikawasan ini. Saya tergelitik juga, mengapa wanita disini bisa demikian cantiknya, apa rahasianya. Sebuah pertanyaan usil bagi pengetahuan petualangan saya di kota ini. Ibaratnya, jika sebelumnya saya tidak percaya bahwa bidadari itu ada, ketika berada di Brazil saya seakan melihatnya setiap tiga menit. Setiap saat kita bisa melihat bidadari seperti yang kerap digambarkan kecantikannya dalam dongeng-dongeng nina bobo.



Wanita cantik ala Brazil pun tak dapat dihindari menjadi sebuah daya tarik tersendiri. Tingginya angka wisatawan yang masuk ke brazil kemudian memiliki kecenderungan untuk mencari tempat porstitusi. Terkadang ketika menggunakan taxi, para supir pun tak ragu untuk menawari service porstitusi Brazil. Menurut Undang-Undang konstitusi di Brazil, aktivitas portitusi di legalkan namun tidak untuk para pekerja dibawah umur. Sejauh mata memandang pun, di sepnjang pantai Ipanema dan Copacabana, terdapat banyak wanita dengan kecantikan luar biasa yang berlalu lalang dalam berbagai aktivitasnya.



Dengan wilayah dan daratan yang sangat luas, membuat brazil sadar akan berbagai macam potensi tersebut. Di Brazil juga banyak berbagai macam buah buahan dan sayur sayuran yang terjangkau. Terkenal sebagai pengekspor kopi dan ayam, Brazil kini juga telah menemukan cadangan minyak potensial di pesisir pantai mereka. Keamanan sempat menjadi tolak ukur keberhasilan Brazil di Piala dunia. Kemiskinan dan kesenjangan sosial yang terdapat di Rio de Janeiro menjadi akar kriminalitas di kota dengan taraf hidup termahal di Amerika Selatan.


[caption id="attachment_374453" align="alignright" width="300" caption="Escalas de Lapa, Rio de Janeiro"]

14157467322088515456
14157467322088515456
[/caption]

Banyaknya jumlah pergolakan antara pengedar narkotika dan pihak keamanan sering menjadi tontonan sehari-hari bagi para masyrakat. Namun sejak 2010 pihak keamanan kota Rio de Janeiro sudah mulai melakukan pasifikasi untuk mengamankan favelas dari para pengedar narkoba. Saya pun sempat berpapasan beberapa kali dengan polisi militer Brazil yang sedang berpatroli di kawasan keramain kota Rio de Janeiro.



Yang menarik,di name tag di dada mereka tampak sangat jelas nama dan golongan darah mereka. Setelah saya tanya ternyata golongan darah sangat penting jika ada anggota yang sedang terluka, sehingga proses transfusi bisa langsung dilakukan. Beberapa saat sebelum partai final pun, banyak tentara yang berdiri di sisi jalan, lengkap dengan seragam dan senjata laras panjang hanya untuk mengamankan partai final piala dunia.



Bukan sekedar Piala Dunia

Bagi saya Brazil adalah sebuah simbol negara yang sedang tumbuh berkembang dan akan siap menjadi negara maju dalam beberapa tahun kedepan. Ekonomi yang sehat serta masyarakat yang dewasa membuat mereka percaya diri dalam menghadapi era globalisasi yang menuntut keterbukaan sebua negara. Masyarakat yang tumbuh dan menjadi dewasa membuat saya tercengang. Kota yang terbilang cukup bersih dan udara segar di pagi hari menjadi bukti kesiapan Brazil di kancah dunia. Stiker-stiker anti rokok di restauran dan di bar di pusat kota juga menjadi bukti kepedulian warga Brazil akan kesehatan pribadi mereka dan kesehatan publik warga lainnya.



Masyarakat Brazil saat ini adalah masyarajat yang siap menyerap kemajuan teknologi yang tengah berkembang di negara mereka. Meski tidak bisa dipungkiri ditengah gegap gempita Brazil dalam menyambut Piala dunia, situasi sosial disana juga diiringi dengan berbagai peristiwa warganya. Kemiskinan dan Kriminalitas di Brazil masih cukup tinggi. Namun saat ini ada upaya besar dari pemerintahnya untuk menanggulangi persoalan itu baik dari kebijakan politik maupun kebijakan ekonominya.

[caption id="attachment_374452" align="aligncenter" width="300" caption="sunset..."]

14157464102045830880
14157464102045830880
[/caption]

Kunjungan saya ke Brazil yang pada awalnya adalah untuk menyaksikan langsung piala dunia seakan terlupakan oleh ketakjuban saya akan keindahan kota Rio de Janeiro dan keramahan para penduduknya. Brazil ternyata bukans sekedar Piala dunia, tapi lebih dari itu.



Brazil, seakan mengingatkan saya akan keramahan dan kebaikan hati masyarakat Indonesia. Berada di Brazil serasa berada di negara sendiri. Keakraban yang terjalin saat interaksi bersama masyarakat disana tidak akan pernah saya lupakan.



Hidup yang keras dan terkadang tidak adil, tidak membuat masyarakan di Rio de Janeiro putus asa dan berhenti untuk tersenyum. Pelajaran akan penghargaan terhadap hidup dan pantang menyerah telah menjadi pembelajaran untuk saya.



Terima kasih Brazil, Sampai jumpa di Rusia !.

BES.T

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun