Mohon tunggu...
Beryl Lumenta
Beryl Lumenta Mohon Tunggu... Guru - Belajar menulis

Husband, father, teacher, friend, in that particulair order

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Polisi Darurat Moge

20 Agustus 2015   14:18 Diperbarui: 20 Agustus 2015   14:18 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Walaupun buat saya sudah jelas di penjelasan point g, bahwa yang dimaksud kepentingan tertentu, adalah kepentingan yang memerluklan penanganan segera. Kalau upacara sudah di rencanakan sebelumnya jam 3 sore, berarti bukan darurat atau memerlukan penanganan segera. Kalau saya bilang ke murid-murid saya, supaya gak terlambat maka BERANGKATLAH LEBIH PAGI (wakakakakaka....)

Jadi apa yang saya permasalahkan? Seperti judul saya, Polisi Darurat Moge, artinya keadaan polisi kita sekarang sudah darurat (maksud saya citra polisi di mata publik sudah darurat) gara-gara Moge. Sudah jelas mereka salah. Tidak kurang dari pihak Istana menyatakan POLISI SALAH (Istana.Sebut.Tindakan.Polisi.Kawal.Konvoi.Moge.Langgar.Aturan) Namun pihak Polri menyatakan :Polri.Nilai.Konvoi.Moge.Perlu.Dikawal.meski.Istana.Nilai.Hal.Itu.Melanggar.Aturan. Masalah makin parah karena sudah bukan rahasia kalau petinggi-petinggi HDCI banyak mantan petinggi Polri (termasuk ketua umumnya sekarang). Jadi nuansa "kolusi" dan "nepotisme"-nya makin kental (maafkan saya kalau penggunaan kata "kolusi" dan "nepotisme" kurang sesuai, maklum bukan ahli bahasa he..he..he...).

Polri sudah menerima banyak tekanan terkait pertikaiannya dengan KPK. Ditambah lagi dengan perisitiwa sekarang, yang sebenarnya sepele. Tapi mungkin ini memang harus terjadi, agar masyarakat semakin sadar (bukan berarti sekarang belum sadar ya he..he..he..) bahwa ada yang salah dengan polisi kita. 

Bisa pake Harley sudah pasti orang kaya (atau orang tidak kaya yang sangaaaat beruntung). Sementara citra polisi selama ini kental dengan politik uang. Bukan rahasia lagi kalau mau masuk polisi butuh banyak biaya (walaupun sulit dibuktikan karena gak ada dokumennya ya he..he..he..) Kemudian juga bukan rahasia kalau banyak polisi "cari makan lewat sempritan" di jalan raya. Sehingga ketika mereka dengan gegap gempita mengawal rombongan HDCI (yang nota bene adalah orang kaya) maka banyak komentar bermunculan bahwa polisi membela HDCI karena dibayar mahal. Yah jangan salahkan mereka yang berkomentar. Sayapun tak tahan untuk tidak menghubungkan hal tersebut he..he..he..

Selama ini mereka (polisi) selalu bilang "oknum" Ketika ada yang terlibat dengan politik uang. Namun sekarang tak kurang dari Divisi Humas Polri melalui FP resminya mengatakan mereka tidak bersalah.  Jadi sulit untuk mengelak dengan mengatakan bahwa ini adalah ulah "oknum". Mungkin juga karena itu mereka mati-matian membela tindakannya sendiri.

Sekarang kita tunggu saja perkembangan berikutnya he..he..he...

 

N.B : buat polisi, jangan marah ya. Saya tulis ini karena saya, seperti juga sebagian besar orang yang saya kenal, cinta polisi. Wakakakakak....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun