Dari catatan sejarah, keberadaan Ipindo saat itu memang tidak efektif. Federasi itu tidak bisa "mengendalikan" semua organisasi kepanduan yang berada di bawahnya. Bahkan masih ada juga organisasi kepanduan yang tidak bergabung dengan Ipindo. Hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan aturan yang ketat dan dukungan pemerintah. Misalnya, pemerintah hanya mengakui organisasi kepanduan yang bergabung di bawah federasi yang dibentuk.
Nilai-nilai Kepanduan
Di luar persoalan Gerakan Pramuka mau dijadikan federasi atau tidak, ada hal menarik lainnya yang patut dicatat dari pernyataan seorang bekas pandu sebagaimana dikutip Kak Taufik Umar Prayoga dalam unggahan di akun Facebook-nya. "Gerakan Pramuka yang di-"takdirkan" sejak tahun 1961 menggantikan kepanduan, sangat sedikit menampakkan citra dan perilaku "Pandu" yang berasal berkembang dari ajaran B-P," begitu pernyataan seorang bekas anggota Pandu Rakyat Indonesia seperti dikutip Kak Taufik.
Terus terang, karena tidak mengalami masa kepanduan sebelum terbentuknya Gerakan Pramuka pada 1961, saya tidak dapat membandingkan hal tersebut. Apalagi, gerakan kepanduan sebenarnya terus berkembang sesuai dengan zaman. Di masa modern yang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya sangat cepat, tentu tidak bisa disamakan dengan zaman kepanduan sebelum 1961.
Namun, memang ada nilai-nilai yang universal dari gerakan kepanduan yang dididik kepada setiap pandu, sebagaimana digagas dan dikembangkan awalnya oleh Baden-Powell yang sering juga disebut dengan singkatan namanya, B-P. Setidaknya ada 10 nilai kepanduan, yaitu:
- Integritas: seorang pandu dididik untuk bertindak dengan selalu berusaha berperilaku jujur, setia, dan dapat dipercaya.
- Siap Menolong: seorang pandu dididik untuk selalu siap dan sedia menolong orang lain.
- Saling Menghormati: seorang pandu dididik untuk menunjukkan rasa hormat terhadap nilai budaya, orang lain, dan benda, serta saling menghormati tanpa membedakan latar belakangnya.
- Riang Gembira: seorang pandu dididik untuk baik hati, sopan, dan tersenyum kapan pun mereka bisa, serta menunjukkan sikap riang gembira, walaupun menghadapi kondisi yang sulit
- Keberanian: seorang pandu dididik berani menghadapi situasi sulit dan melakukan apa yang mereka anggap benar, bahkan ketika orang lain mungkin tidak melakukannya.
- Keyakinan: seorang pandu dididik untuk mampu menunjukkan sikap hidup sesuai keyakinan masing-masing.
- Bertanggung Jawab: seorang pandu harus selalu berusaha memenuhi kewajibannya terhadap Tuhan, diri sendiri, negaranya, dan orang lain.
- Belajar Sambil Melakukan: seorang pandu harus senantiasa menggunakan tindakan praktis dan refleksi untuk belajar dan berkembang menjadi manusia yang baik.
- Berbudi Pekerti: seorang pandu harus selalu menjaga dirinya sendiri, baik secara fisik maupun mental, dan selalu menunjukkan budi pekerti yang baik.
- Siap Bekerja Sama: seorang pandu harus selalu siap bekerja sama dengan orang lain untuk membuat perbedaan positif dan menjalin persahabatan seluas-luasnya.
Nah, mari kita cermati apakah kesepuluh nilai universal itu masih dan tetap terlihat di lingkungan Gerakan Pramuka saat ini? Bila jawabannya "ya", tentu kita patut bersyukur. Namun, bila jawabannya "tidak" atau "tidak sepenuhnya terlihat", maka kekhawatiran bekas anggota Pandu Rakyat Indonesia perlu segera mendapat jawaban, dengan memperbaiki Gerakan Pramuka agar benar-benar berjalan sesuai maksud dan tujuan organisasi pendidikan nonformal tersebut.
Jangan sampai Gerakan Pramuka hanya terlihat seperti organisasi pemuda atau organisasi massa biasa, dan kehilangan fungsinya sebagai organisasi pendidikan. Dalam kaitan sebagai organisasi pendidikan itu, maka semua aktivitas yang dilaksanakan oleh Gerakan Pramuka harus benar-benar mengandung unsur pendidikan. Bukan hanya kegiatan bagi peserta didik saja, tetapi semua hal di dalam Gerakan Pramuka. Termasuk dalam mengelola organisasi dan memberikan pandangan -- lisan maupun tulisan -- serta perilaku sehari-hari walaupun tidak sedang berseragam pramuka, harus menunjukkan sebagai orang yang terdidik, sopan, ramah, dan beradab.
Bintaro Sektor IX, 31 Januari 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI