Saat buku tersebut terbit, tentu saja saya merasa senang. Namun, masih ada beberapa hal yang belum sempat saya masukkan dalam buku tersebut. Misalnya, kisah di balik penerbitan prangko ketika Indonesia menjadi Juara Thomas Cup dan Uber Cup sekaligus yang terbit pada 1994. Terutama mengenai desain sosok pemain yang tampil pada prangko tersebut.
Demikian pula beberapa kisah di balik terbitnya sejumlah prangko flora dan fauna Indonesia. Ada pula kisah lain tentang prangko dengan tema seni budaya, yang belum sempat saya utarakan kisahnya. Bahkan, ada beberapa tulisan yang sudah masuk di dalam buku itu, tampaknya ada pula yang perlu diperbaiki dan diperinci, agar informasi yang menjadi lebih jelas.
Bahkan, mengenai cover (sampul) buku yang sudah terbit itu, tampaknya belum jelas saya ungkapkan. Sampul buku itu adalah benda filateli bergambar sketsa Ibu Tien Soeharto berseragam Pramuka. Pembuatnya adalah Mayen TNI (Purn) Syaukat Banjaransari, yang pernah menjadi Sekretaris Militer Presiden Soeharto. Almarhum memang merupakan seorang pelukis yang cukup terkenal. Semasa hidupnya, ketika sudah pensiun dari pekerjaannya, beliau beberapa kali memamerkan karya-karya lukis, baik di dalam maupun di luar negeri.
Sketsa wajah Ibu Tien Soeharto berseragam Pramuka dibuat Syaukat di atas selembar karton penutup boks makanan ketika sedang rapat di Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka. Syaukat pernah menjadi Sekretaris Jenderal Kwarnas, sedangkan Ibu Tien pernah menjadi Wakil Ketua Kwarnas. Sketsa tersebut dikerjakan Syaukat beberapa saat setelah Ibu Tien meninggal dunia.
Beberapa saat kemudian, saya menjadi salah satu pengusul prangko Ibu Tien Soeharto, yang kemudian diterbitkan oleh Pemerintah RI. Kisah mengenai penerbitan prangko itu juga saya muat di dalam buku Kisah-kisah di Balik Prangko. Â Buku tersebut diberikan kata sambutan oleh Corporate Secretary PT Pos Indonesia, Tata Sugiarta, yang telah saya kenal sejak lama ketika beliau menjabat di divisi filateli PT Pos Indonesia.
Jadi, inilah buku yang sudah terbit. Buku yang kemudian disambut hangat para filatelis dan pencinta literasi umumnya. Saya berkesempatan memberikan buku tersebut kepada Ketua Umum Perkumpulan Penggemar Filateli Indonesia (yang dulu bernama Perkumpulan Filatelis Indonesia), Dr. H. Fadli Zon, SS, MSc. Beliau menyambut gembira terbitnya buku tersebut dan sempat mengatakan, "Bagus ada penerbitan buku-buku (filateli) seperti ini."
Ucapan itu menyebabkan saya berpikir, bukan tak mungkin akan terbit lagi buku sejenis lainnya di masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H