Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kenangan dari Majalah Pramuka

7 Agustus 2024   18:02 Diperbarui: 8 Agustus 2024   12:07 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Majalah Pramuka edisi VII Tahun 2009. (Foto: Kak Sudjono AM)

Kenangan lama pernah ikut mengelola Majalah Pramuka terungkap kembali. Awalnya, seorang sahabat yang juga kolektor memorabilia kepanduan, Kak Sudjono Adimulyo, mengunggah foto-foto Majalah Pramuka edisi VII Tahun 2009 di WhatsApp Group (WAG) "ISCS 2004 - Co Founder" pada Selasa, 6 Agustus 2024 malam hari. 

WAG tersebut beranggotakan para pendiri Indonesia Scout Collectors Society (ISCS), sebuah wadah yang menghimpun para kolektor memorabilia kepanduan di Indonesia, yang baru saja dideklarasikan bertepatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2024.

Majalah Pramuka adalah majalah resmi Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka. Pernah Berjaya dan disukai para Pramuka di seluruh Indonesia, majalah yang telah ada sejak 1970-an itu akhirnya berhenti terbit pada sekitar 2016/2017. 

Saya sendiri sempat menjadi Pemimpin Umum dan Pemimpin Redaksi majalah itu pada kurun 2000-an, ketika Kwarnas dipimpin oleh ketuanya, Kak Prof. Dr. dr. Azrul Azwar, MPH.

Edisi majalah yang ditampilkan Kak Sudjono menampilkan Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden-Powell, di sampul mukanya. "Baden-Powell, Tokoh Visioner Lintas Bangsa", begitu judul laporan utamanya. Di samping berbagai tulisan lainnya, ada satu tulisan yang dimuat dalam dua halaman berjudul "Memorabilia Kepanduan Indonesia, Seberapa Banyak?" 

Melengkapi tulisan tersebut, disajikan pula ilustrasi berupa foto beragam memorabilia kepanduan, mulai dari pin, prangko, kartupos, dan lainnya, yang ditampilkan full colour.

Saya kutip tiga alinea awal dari tulisan tersebut:

"Pada 24 Juli 2008, Kak Berthold Sinaulan menulis dengan topik "Ajakan bergabung: Kelompok Kolektor Memorabilia Kepanduan" di mailing list (milis) Pramuka (pramuka@yahoogroups.com).

Di milis tersebut, Kak Berthold antara lain menulis, "Saat ini, makin banyak kolektor memorabilia kepanduan. Para kolektor itu terdiri dari mereka yang masih aktif di organisasi kepanduan, maupun yang pernah atau merasa memiliki kedekatan dengan organisasi kepanduan."

Lalu apakah yang disebut memorabilia kepanduan itu? Di situ dituliskan, "Memorabilia atau benda-benda kenangan yang dikoleksi pun amat beragam. Mulai dari badge (lambang dari kain), pin (lambang dari logam atau plastik), prangko, kartupos, sampul (amplop) surat, kartu telepon, kancing baju, dan sebagainya yang ada logo atau gambar berkaitan dengan organisasi kepanduan. Tentu saja itu termasuk seragam pandu maupun kacu (setangan leher), serta topi, kaus T-shirt maupun kaus polo, dan kaus kaki serta sepatu para pandu."

Sebagian tulisan tentang memorabilia kepanduan di Majalah Pramuka. (Foto: Sudjono AM)
Sebagian tulisan tentang memorabilia kepanduan di Majalah Pramuka. (Foto: Sudjono AM)

Jambore ASEAN

Membaca kembali hal tersebut, segera mengingatkan bahwa upaya membentuk wadah bagi para kolektor memorabilia kepanduan Indonesia sebenarnya sudah cukup lama ada. 

Saya teringat pula, bahwa ketika menggagas hal itu bersamaan dengan persiapan bagi Gerakan Pramuka untuk menjadi tuan rumah Jambore Kepanduan ASEAN 2008. Ini adalah Jambore Kepanduan ASEAN ke-2, setelah yang pertama diadakan di Mt. Makiling, Filipina, pada 1993.

Terhenti cukup lama, baru kemudian dilaksanakan lagi pada 2008. Pelaksanaan Jambore Kepanduan ASEAN 2008 itu juga tak lepas dari upaya Gerakan Pramuka dan Persekutuan Pengakap Malaysia, organisasi nasional kepanduan di Malaysia. 

Setelah pada 2006 dan 2007, terjadi saling menganugerahkan penghargaan tertinggi kepanduan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Abdullah Badawi dari Malaysia, selanjutnya kedua organisasi nasional kepanduan itu mengajak organisasi nasional kepanduan dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Maka dibentuklah ASEAN Scouts Association for Regional Cooperation (ASARC) pada 5 September 2007. Ketika pertama kali dibentuk, susunan pengurusnya adalah Ketua Kak Azrul Azwar, Sekretaris Jenderal Kak Nasaruddin Shamsuddin (Malaysia), dan Deputi/Wakil Sektretaris Jenderal Kak Alfian Amura (Indonesia). 

Salah satu program kerja ASARC adalah melaksanakan Jambore Kepanduan ASEAN. Setelah Jambore Kepanduan ASEAN ke-2 di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur, Jakarta Timur, digelar pada 18 sampai 26 Oktober 2008, selanjutnya jambore-jambore serupa kembali rutin dilaksanakan.

Teringat pula, pada Jambore ASEAN ke-2 di Cibubur itu, kegiatan swapping atau tukar-menukar memorabilia kepanduan ikut pula memenuhi hari-hari para peserta di sana. 

Namun sayangnya, walaupun saya sudah membuat ajakan membentuk kelompok kolektor memorabilia kepanduan dan bahkan menyiapkan formulir pendaftarannya, ternyata hanya sedikit yang berminat. Tidak ada perkembangan lagi, dan para kolektor memorabilia kepanduan di Indonesia masih saja berjalan sendiri-sendiri.

Untunglah di awal 2024, sejumlah kolektor memorabilia kepanduan akhirnya sepakat untuk membentuk wadah. Bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2024, wadah yang diberi nama Indonesia Scout Collectors Society (ISCS) atau dalam Bahasa Indonesia disebut Perkumpulan Kolektor Memorabilia Kepanduan Indonesia, akhirnya berhasil dideklarasikan. 

Semoga ISCS dapat berkembang baik, dan semakin banyak pula yang menggemari mengoleksi beragam memorabilia kepanduan yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun