PANCASILA HARGA HIDUP
Pancasila harga hidup
menghidupi setiap kehidupan
membagi udara kesegaran
dalam setiap nafas manusia Indonesia.
Pancasila memang harga hidup
bukan mati tak berguna
lantaran darinya terus berkembang
kebaikan segala rupa.
Pancasila tetaplah harga hidup
tiada henti memberi semangat
bangkit bersama membangun masa
menuju masa depan yang jaya.
Pancasila harga hidup.
Bintaro Sektor IX, 1 Juni 2022
SEJATINYA PANCASILA
Sejatinya Pancasila adalah
cerminan peradaban dunia
utopia yang dicitakan semua
warga siapa pun dia.
Keinginan hidup dalam takwa
berperikemanusiaan dan jalinan persatuan
bersama dalam kerakyatan penuh musyawarah
serta berkeadilan sosial, ke sana tujuan.
Maka bangkitlah bersama
bangkitlah lebih kuat
membangun peradaban dunia
berlandaskan Pancasila.
Sejatinya Pancasila
Pancasila sejatinya
begitulah memang
jelas tak terbantah.
Bintaro Sektor IX, 1 Juni 2022
Berthold Sinaulan
BUKU HIDUP PANCASILA
(I)
Terngiang terus menyeruak kata
memasuki pembuluh otak
dicerna lantas ke pikiran
tanpa henti menggaung menggema.
Tergiang terus berhari-hari sudah
kadang pagi, siang, pun malam
terbawa mimpi juga pernah
kata dan kalimat mengalir lancar.
Pancasila
Pancasila
Pancasila
terus menguar dalam hirupan napas.
Buku hidup Pancasila
bukalah lembar demi lembarnya
sejak halaman pertama
terkagum sudah.
Nama Soekarno ada di sana
ditulis Sukarno pun Bung Karno kadang pula
bukan pencipta seperti diungkapnya
penggali Pancasila itu tepatnya.
Tidak kukatakan aku penciptanya
hanya menggali tradisi jauh ke dasarnya
sampai keluar lima butir mutiara indah,
kisah Soekarno di suatu ketika.
Digalinya
muncul ke permukaan
lima butir dasar negara
Pancasila itulah dia.
(II)
Satu Juni sembilanbelas empatlima
BPUPKI* berkumpul di sana
Soekarno lantang berucap:
bukan Panca Dharma, tetapi Pancasila.
Sila artinya asas atau dasar
dan di atas kelima dasar itulah
kita dirikan negara Indonesia
kekal dan abadi selamanya.
Maka bergulirlah catatan sejarah
sehari setelah kemerdekaan negara tercinta
semua hadir seia sekata
dasar negara adalah Pancasila.
Delapanbelas Agustus sembilanbelas empatlima
permufakatan para pemimpin bangsa
debat berakhir jabat tangan bersahabat
sepakat Pancasila jadi dasar negara.
(III)
Resmilah kini sudah
jadi bagian tak terpisahkan
Undang Undang Dasar Sembilanbelas Empatlima
Pancasila tertera dan termaktub jelas.
Sejak awal diungkapkan
dalam pembukaan disebut terang
tidak remang dan bukan sekadar tersirat
tersurat, jelas, dan nyata.
Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada:
Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan,
serta dengan mewujudkan
suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Itulah dasarnya
negara kita bersama
Republik Indonesia tercinta
dasar kuat tak tergantikan.
Pondasi kokoh penopang
bangunan negara kesatuan kita
yang besar dan jaya
Pancasila selamanya.
(IV)
Begitulah kita baca
buku hidup Pancasila
berisi berbagai bukti nyata
kesaktian tak terkalahkan.
Ketika bangsa hendak terpecah
oleh beragam racun hasutan
kebohongan juga ujaran kebencian
Pancasila penawar racunnya.
Ketika bangsa hampir terkoyak
oleh keinginan berkuasa
dibalut sentimen agama, suku, dan ras,
Pancasila kembali menyatukan.
Berkali sudah
berulang pernah
Pancasila tampil ke depan
menguatkan rasa kebangsaan kita.
Indonesia merdeka
Indonesia jaya
Indonesia berkembang
berdasar Pancasila.
(V)
Belum habis juga
masih berlembar-lembar
kubaca buku hidup Pancasila
semangat pun bertambah-tambah.
Buku hidup yang memang menghidupkan
berisi pelajaran menambah wawasan
serta pendidikan untuk semua kita
penuh kebijakan melengkapi kearifan.
Buku hidup Pancasila
sekali membuka halamannya
tak ingin henti kita membacanya
mengeja dan mendalami setiap kata.
Tak jemu dan tak pernah bosan
membaca buku hidup Pancasila
teruslah belajar kita
menjaga tegaknya negara bersama.
Merdeka
berjaya
Republik Indonesia
berdasar Pancasila.
Jakarta, 15-16 April 2022
Berthold Sinaulan
Catatan kaki:
*BPUPKI = Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Pada sidang BPUPKI 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan pidato mengenai rumusan lima dasar negara yang dinamakan Pancasila.
Makin mendesak
tak lagi bisa diabaikan
Pancasila terbukti sudah
membela semua warga.
Apa pun dan siapa pun
Pancasila adalah tameng ampuh
menghalau segala ancaman
mematikan segenap rintangan.
Dulu sudah
sekarang juga
Pancasila jawabannya
berbangsa dan bernegara kita.
Bintaro Sektor IX, 5 April 2022
Berthold Sinaulan
BUKAN SEKADAR TULISAN
Bukan sekadar tulisan
pun tidak hanya hafalan
Pancasila sejatinya diwujudkan
sehari-hari dalam setiap tarikan nafas.
Membangun ketakwaan
membina kemanusiaan
mengikat persatuan
menjalin permusyawaratan
agar keadilan sosial jadi nyata.
Pancasila bukan segalanya
tapi tanpanya
segalanya jadi hilang arti
tak lagi punya harga diri.
Bersama membangun
bersama maju
berdasarkan Pancasila
tak ada yang tertinggal.
Bintaro Sektor IX, 1 Maret 2022
Berthold Sinaulan