Berbagai macam cerita, termasuk cerita fabel, sudah lama menjadi bagian dari media pendidikan kepramukaan. Organisasi pendidikan kepanduan atau kepramukaan yang di Indonesia disebut Gerakan Pramuka dan merupakan pendidikan nonformal yang melengkapi pendidikan formal serta pendidikan informal, memang memanfaatkan cerita sebagai media pembelajaran bagi para peserta didiknya.
Bapak Pramuka Sedunia, Lord Baden-Powell, yang bersahabat dengan Rudyard Kipling, menggunakan kisah karya Kipling yang terkenal yaitu The Jungle Book. Kisah yang terbit pertama kali pada 1894 itu oleh banyak kritikus sastra digolongkan sebagai cerita fabel, karena tokoh-tokohnya sebagian besar adalah binatang. Kecuali satu tokoh, Mowgli, seorang "manusia anak serigala" (man cub), yang diasuh sejak kecil oleh kawanan serigala.
Baden-Powell yang menggagas dan mendirikan gerakan kepramukaan (the Scouting movement) pada 1907, pada awalnya memang hanya mengkhususkan diri pada pendidikan anak-anak lelaki yang berusia antara 12 sampai 17 tahun. Namun dia melihat, banyak anak-anak yang lebih muda usianya, tertarik juga ikut dalam gerakan yang didirikannya.Â
Maka seizin Kipling, Baden-Powell menggunakan kisah dalam The Jungle Book sebagai media pembelajaran untuk anak-anak yang masuk dalam golongan Cub (di Indonesia disebut Pramuka Siaga yang berusia antara 7 sampai 10 tahun).
Persahabatan dan Kerja Sama
Belakangan, dua binatang yaitu serigala dan elang, sering pula digunakan dalam berbagai lambang kepramukaan. Kali ini pun akan diceritakan cerita fabel tentang persahabatan serigala dan elang, yang juga bisa digunakan sebagai media pendidikan kepramukaan.
Kisahnya dimulai di rimba raya pada kaki Gunung Menjulang. Serigala baru saja menempuh perjalanan menyusuri rimba itu, saat tiba di tepi sebuah sungai. Sambil menjulurkan kepalanya, Serigala minum air sungai itu. "Ah, bertapa menyegarkan," ujar sang Serigala.
Tiba-tiba dari angkasa terbang dengan kecepatan tinggi menukik ke bawah sang Elang. Masuk ke dalam sungai, kedua cakarnya mencengkeram seekor ikan, yang segera dibawanya pergi.
"Hei, Elang". Serigala berteriak mencoba memanggil, tetapi sang Elang sudah pergi menjauh. Taka da tanggapan, Serigala melangkahkan kaki kembali. Belum terlalu jauh melangkah, Elang sudah kembali. Sambil bertengger di batang pohon, Elang mengepak-ngepakkan sayapnya. "Ada apa Serigala?" tanya Elang.
Serigala senang Elang kembali menemuinya. Dia butuh bantuan Elang untuk mencari sahabatnya, Anjing Hutan, yang tak bisa ditemui di sarangnya. Anak Anjing Hutan bercerita, ayahnya dijerat dengan jaring oleh pemburu liar dan sekarang entah dibawa ke mana. "Aku sudah berkeliling rimba raya mencari ke tempat-tempat yang biasa didatangi Anjing Hutan sahabatku itu, tapi tak bertemu juga,".