Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenang-kenangan dari Jerman

23 Mei 2020   14:40 Diperbarui: 23 Mei 2020   14:45 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uang hiperinflasi Mark Jerman dan uang British Armed Forces, kenang-kenangan dari Jerman. (Foto: BDHS)

Tanggal 23 Mei, seperti hari ini 23 Mei 2020, adalah tanggal bersejarah bagi bangsa Jerman. Pada 71 tahun lalu, tepatnya 23 Mei 1949, berdirilah Republik Federal Jerman atau yang pernah dikenal dengan nama Jerman Barat. Kini memang tidak ada lagi Jerman Barat, juga tidak ada lagi Jerman Timur. Keduanya telah bersatu, tetapi sejarah panjang negeri itu tak dapat dilupakan.

Tahun lalu, pada Juni 2019, saya sempat berkunjung ke negara itu. Saat ini, sebagaimana yang saya lihat sendiri, Jerman merupakan negara maju. Bahkan disebut-sebut sebagai salah satu negara terkuat di Benua Eropa maupun di dunia. Tapi sebelum sampai ke tahap sekarang, negara itu telah mengalami pasang surut cukup banyak dalam sejarahnya.

Setelah Perang Dunia I berakhir pada 1918, Jerman kalah. Akibatnya timbul inflasi besar-besaran di negara itu. Maka negara itu sempat mencetak dan menerbitkan uang kertas dengan harga satuan (nominal) yang tertera di lembaran itu dengan banyak sekali angka 0. 

Ada selembar uang kertas dengan harga satuan 1 Juta Mark (mata uang Jerman sebelum bergabung dengan Uni Eropa dan menggantinya dengan Euro), ada yang 5 Juta Mark, 10 Juta Mark, 100 Juta Mark, sampai 500 Juta Mark. Jangan salah, walaupun di masa itu ada yang memegang uang kertas dengan harga satuan 500 Juta Mark, karena tingkat inflasi yang luar biasa dan disebut hiperinflasi, maka uang senilai itu hanya dapat membeli dua setengah potong roti.

Uang dengan harga satuan (nominal) 500 Juta Mark Jerman. (Foto: koleksi BDHS)
Uang dengan harga satuan (nominal) 500 Juta Mark Jerman. (Foto: koleksi BDHS)
Akibat inflasi itu jugalah, maka muncul seorang Hitler dengan partai Nazi-nya dan menguasai Jerman. Di bawah Hitler, Jerman meluaskan kekuasaannya ke hampir seluruh daratan Eropa. Sampai pecah Perang Dunia II pada awal 1940-an. Jerman dengan kekuatan militernya sempat berjaya, namun pada 1945, Jerman akhirnya takluk diserbu sejumlah negara dari berbagai penjuru.

Ketika Jerman kalah dalam Perang Dunia II pada 1945, negara itu dibagi dalam empat zona. Masing-masing dikuasai negara-negara pemenang perang yang berhasil mengalahkan Jerman. Keempat zona itu adalah zona Inggris, zona Prancis, zona Amerika Serikat, dan zona Uni Sovyet. Kota Berlin yang merupakan kota penting di negara itu juga dibagi.

Pembagian zona ini rencananya hanya bersifat sementara, sebelum diserahkan kembali kepada rakyat Jerman untuk mengurus negaranya sendiri Meski pun begitu, untuk menjaga zona yang dikuasai, keempat negara  tadi mengirim pasukan tentara pilihannya untuk menjaga di zona yang mereka kuasai. Inggris misalnya, menempatkan pasukan Batalyon ke-21 Angkatan Darat (21st Army Group) untuk menjaga zona Inggris.

Perang Dingin

Uang kertas British Armed Forces. (Foto: BDHS)
Uang kertas British Armed Forces. (Foto: BDHS)
Kembali berbicara soal uang kertas, untuk kebutuhan perekonomian dan suplai pasukannya, maka Inggris menerbitkan uang kertas tersendiri yang dinamakan uang kertas British Armed Forces (BAF). Uang kertas BAF ini mulai diterbitkan pada awal 1946. Uang kertas ini digunakan di zona atau wilayah yang dikuasai Inggris.

Berdasarkan catatan yang ada, penerbitan uang kertas BAF ternyata menjadi berkepanjangan dan berulang kali diterbitkan, dari seri pertama pada 1946 sampai seri keenam pada 1972. Penerbitan berkali-kali itu dilakukan karena rencana pembagian zona yang tadinya hanya untuk sementara, akhirnya menjadi berkepanjangan pula. Alih-alih hanya 2-3 tahun, pembagian zona sebelum dikembalikan kepada rakyat Jerman, yang terjadi justru sampai puluhan tahun.

Usai Perang Dunia II ketika banyak yang menyangka dunia akan aman kembali, malah muncul "Perang Dingin", terutama antara Amerika Serikat dan sekutunya di satu pihak dengan Uni Sovyet di pihak lain. Tak pelak, pembagian antara Jerman pada umumnya dan Berlin khususnya, yang dikuasai komunis dan non-komunis, tidak lagi hanya untuk sementara.

Hal itu segera nyata ketika pada Mei 1946, Amerika Serikat menghentikan pembayaran reparasi dari Jerman Barat ke Uni Sovyet. Pada akhir 1946, Amerika Serikat dan Inggris malah menggabungkan zona yang mereka kuasai ke dalam apa yang kemudian dikenal sebagai Zona Bizonia. Prancis ikut pula menggabungkan diri ke dalam Bizonia. Pada  awal Mei 1949, Amerika Serikat, Inggris, Prancis,  secara resmi bersatu membentuk sekutu tersendiri, dengan Rusia di pihak lain.

Masih di bulan yang sama, tepatnya pada 23 Mei 1949, Dewan Perwakilan Jerman Barat mengadakan pertemuan dan memproklamirkan secara resmi berdirinya Republik Federal Jerman. Geram terhadap hal tersebut, Uni Sovyet akhirnya pada Oktober 1949 -- atau hanya lima bulan setelahnya -- menyokong penuh keinginan rakyat di daerah yang dikuasainya untuk mendirikan Republik Demokratik Jerman atau yang pernah dikenal dengan nama Jerman Timur.

Begitulah, Jerman terpecah dua, Jerman Barat dan Jerman Timur. Apalagi sejak 1961, kedua negara itu semakin jelas dipisahkan dengan Tembok Berlin, yang membagi kota Berlin di sebelah barat dan di sebelah timur. 

Tembok Berlin berdiri kokoh berpuluh-puluh tahun sampai 1989, ketika terjadi "angin perubahan" di Uni Sovyet dan Jerman Timur, serta di negara-negara Eropa Timur yang umumnya berhaluan politik sama dengan Uni Sovyet. Akhirnya, pada November 1989, Tembok Berlin dihancurkan, bersamaan dengan tumbuh kembali semangat persatuan Jerman. Hancurnya Tembok Berlin menyatukan kembali Jerman menjadi satu negara pada 3 Oktober 1990.

Kini Jerman telah bersatu. Namun sejarah panjang negeri itu tak terlupakan. Termasuk melalui dua benda bersejarah, kenang-kenangan dari Jerman. Mata uang kertas dari zaman hiperinflasi di Jerman pada awal 1920-an, dan mata uang kertas dari British Armed Forces. Lembaran-lembaran kertas yang sederhana, namun mengandung kisah sejarah yang menarik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun