Daripada hanya berdiam diri tanpa aktivitas ketika harus #dirumahsaja maka lebih baik menyibukkan diri dengan berbagai hal. Mulai dari bersih-bersih rumah, merapikan barang-barang yang ada, dan mencoba memanfaatkan kembali barang lama yang sudah sekian lama dibiarkan begitu saja.
Begitu juga yang penulis lakukan. Menemukan kembali tiga lukisan lama yang dilukis pada Januari 2010 -- sepuluh tahun lalu -- yang tadinya hanya teronggok begitu saja di gudang dalam loteng rumah. Lukisan di atas kanvas yang belum dipigura (frame), sebagian warnanya sudah mulai pudar.
Daripada hanya teronggok tanpa arti, penulis memutuskan untuk menambahkan gambar pada kanvas-kanvas lama tersebut. Ketiga kanvas itu masing-masing berukuran 30 x 30 cm (dua buah) dan yang paling besar berukuran 40 x 50 cm.
![Lukisan hasil karya yang dibuat pada Januari 2010. (Foto: BDHS)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/29/lukisan-2-jpg-5ea9853f097f36164a46bac5.jpg?t=o&v=770)
Di setiap jenjang atau golongan Pramuka, mulai dari Siaga (7-10 tahun), Penggalang (11-15 tahun), Penegak (16-20 tahun), dan Pandega (21-25 tahun), tingkatan tertinggi adalah Pramuka Garuda.
Jadi kalau di Siaga, setelah seorang Pramuka Siaga menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum (SKU) pertama kali, maka dia akan dilantik menjadi Siaga Mula.Â
Selesai SKU berikutnya, dia dilantik menjadi Siaga Bantu, dan setelah itu Siaga Tata. Setelah Siaga Tata, seorang Pramuka Siaga masih berkesempatan untuk menyelesaikan persyaratan untuk tingkatan tertinggi yaitu Pramuka Siaga Garuda.
Begitu juga di Penggalang. Mulai dari Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap, dan kemudian bisa menjadi Pramuka Penggalang Garuda. Untuk Penegak, dimulai dari Penegak Bantara, kemudian Penegak Laksana, dan akhirnya bila memenuhi syarat bisa dikukuhkan menjadi Pramuka Penegak Garuda.Â
Khusus untuk Pandega karena hanya satu tingkat, setelah menyelesaikan SKU Pramuka Pandega, maka yang bersangkutan bisa menyelesaikan syarat untuk menjadi Pramuka Pandega Garuda.
Impeesa
![Tambahan siluet elang, serigala, dan pramuka yang dikerjakan pada April 2020. (Foto: BDHS)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/29/lukisan-3-jpg-5ea98571097f365a483788e3.jpg?t=o&v=770)
Ini untuk menunjukkan kemampuan Baden-Powell ketika masih aktif sebagai tentara dalam peperangan, selalu waspada, siap sedia menghadapi serangan apa pun. Seperti seekor serigala yang tak pernah tidur dan selalu waspada terhadap alam sekitarnya.
Inilah yang menyebabkan mengapa penulis memilih dua binatang itu dalam lukisan. Tentu saja karena kelekatan kedua binatang pada dunia kepramukaan yang penulis juga geluti sejak Pramuka Siaga pada 1968.
Namun setelah selesai melukis, karena banyaknya kesibukan lain, ketiga lukisan itu seolah terlupakan. Teronggok begitu saja di dalam gudang. Baru akhir-akhir ini dikeluarkan dari gudang dan dibersihkan kembali.
Di tengah banyaknya waktu luang saat ini, penulis lalu mencoba memanfaatkan kanvas-kanva lukisan lama itu untuk ditambah dengan beberapa siluet berwarna biru keunguan. Kenapa warna itu dipilih? Karena biru keunguan itu adalah warna yang digunakan dalam lambang World Organization of the Scout Movement atau Gerakan Kepramukaan/Kepanduan Sedunia.
Maka jadilah seperti ini. Setelah sepuluh tahun, kanvas-kanvas itu mendapatkan tambahan gambar siluet elang, serigala, dan seorang Pramuka yang memegang bendera. Bagaimana menurut Anda?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI