Suatu hal yang sangat disayangkan para filatelis, karena justru PT Pos Indonesia seolah-olah tidak membantu mempromosikan prangko Indonesia, dengan meminta konsumen menggunakannya. Padahal dengan menempelkan prangko pada kiriman surat pos dan kemudian dikirim ke luar negeri, dapat membantu promosi dan publikasi hal-hal baik tentang Indonesia.
Penerima surat pos di luar negeri itu dapat melihat keindahan alam, budaya, flora, fauna, pembangunan, dan hal-hal positif lainnya di Indonesia yang tergambar dalam desain prangko itu. Bukan tidak mungkin hal itu akan membuat sang penerima surat tertarik mengunjungi Indonesia atau semakin mengapresiasi keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tidak Akan Punah
Meski pun saat ini penggunaan prangko sudah berkurang, namun banyak pihak -- bahkan di luar filatelis atau kolektor prangko -- yang beranggapan bahwa hobi filateli tidak akan punah. Bisa jadi suatu saat nanti prangko dalam bentuk sudah tidak digunakan lagi, sehingga bisa jadi pula prangko tak dicetak lagi.
Namun hal itu tak membuat filatelis punah. Hobi itu akan terus berkembang. Sebagai contoh misalnya, keramik-keramik kuno yang sekarang sudah tak diproduksi lagi, penggemarnya tetap bertambah. Justru menjadi semakin seru dan mengasyikkan, mencari benda-benda langka semacam itu.
Di luar itu, ada pula yang menganggap prangko -- seperti juga uang -- akan tetap dicetak dan diterbitkan oleh suatu negara. Hal itu disebabkan prangko dan uang adalah bukti kedaulatan suatu negara. Hanya negara yang berdaulat yang boleh menerbitkan prangko dan uang sendiri. Tak heran bila "negara sempalan" atau kelompok yang mencoba mendirikan negara, berusaha mencetak dan menerbitkan prangko dan uang dengan desain dan tulisan negara mereka sendiri.
Justru bila nanti jumlah cetak prangko semakin sedikit, katakanlah hanya 50.000 keping setiap prangko baru, akan serta merta "diburu" para filatelis. Jumlah filatelis yang banyak dengan prangko yang sedikit, akan membuat prangko menjadi langka dan bernilai koleksi yang tinggi.
Hobi Tergoranisir
Hal lain yang membuat banyak pihak meprediksi filateli atau hobi mengoleksi prangko tak akan punah adalah bila dibandingkan hobi mengoleksi lainnya, hobi ini terhitung cukup terorganisir.Â
Ada organisasi atau perkumpulan filatelis yang tumbuh dan berjenjang, mulai dari tingkat cabang, daerah, nasional, sampai tingkat regional -- Indonesia tergolong ke dalam regional Asia-Pasifik  yang tergabung dalam FIAP -- dan bahkan tingkat dunia yang bersatu dalam Federation Internationale de Philatelie (FIP).
Pameran-pameran filateli pun kerap kali diadakan. Ada yang hanya pameran tingkat kota, tingkat daerah, pameran nasional, sampai pameran regional dan pameran tingkat dunia. Pameran ini ada yang hanya sekadar eksibisi saja, tetapi sering pula pameran yang sifat kompetisi, melombakan koleksi-koleksi terbaik milik para filatelis.Â
Pemenangnya akan mendapat hadiah medali emas besar (large gold) yang tertinggi sampai yang terendah medali perunggu (bronze), atau sekadar sertifikat keikutsertaan (certificate of participation).
Pameran semacam ini biasanya dibarengi pula dengan bazaar, penjualan benda-benda filateli, sampai lelang yang menawarkan koleksi-koleksi filateli langka untuk dibeli.