Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jambore Kita, Kafenya Pramuka dan Komunitas Kaum Muda

7 Juni 2017   18:55 Diperbarui: 8 Juni 2017   20:41 2120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sudut lain Kafe Jambore Kita. Ada kutipan kata-kata Ir. Soekarno dipajang. (Foto: Acep Asa)

Orang sering memandang kegiatan kepramukaan hanyalah bagian dari kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah. Setiap minggu sekali, di Jakarta biasanya dilakukan pada hari Rabu, para siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri, mengikuti kegiatan kepramukaan yang dilakukan dalam dua jam pelajaran.

Biasanya diisi dengan upacara pembukaan latihan serta berbagai kegiatan latihan mingguan. Mulai dari bernyanyi sampai mencoba memecahkan sandi, menggunakan isyarat bendera Semafor, tali-temali, dan dalam waktu tertentu juga berkemah dan berapi unggun. Hanya itu yang umumnya dikenal masyarakat luas.

Padahal kegiatan kepramukaan lebih dari itu. Sebagai bagian dari pendidikan untuk melatih anak-anak dan remaja agar mampu hidup mandiri, berbagai kegiatan keterampilan dan kecakapan hidup yang berguna dilatih juga. Aktivitas yang dikenal dengan pelatihan wirausaha dan wiraswasta pun kerap dilakukan. Baik bagi para Pramuka yang masih duduk di bangku SD atau SMP, maupun para Pramuka yang sudah masuk golongan Penegak (16-20 tahun) dan Pandega (21-25 tahun).

Sudut lain Kafe Jambore Kita. Ada kutipan kata-kata Ir. Soekarno dipajang. (Foto: Acep Asa)
Sudut lain Kafe Jambore Kita. Ada kutipan kata-kata Ir. Soekarno dipajang. (Foto: Acep Asa)
Sayangnya, belum cukup banyak yang mengembangkan kemampuan wirausaha tersebut secara lebih fokus. Kalau pun ada, lebih banyak pada wirausaha mengembangkan Kedai Pramuka, sebutan untuk toko yang menjual seragam dan berbagai perlengkapan kepramukaan.

Sejumlah Pembina Pramuka di Tangerang Selatan melangkah lebih dari itu. Didasari kesenangan minum kopi dan merasa perlu tempat untuk berkegiatan yang sekaligus bisa menikmati minuman kopi, teh, dan lainnya, mereka mendirikan Jambore Kita Cafe. Kafe tersebut selain diurus oleh para Pembina Pramuka tersebut, juga melibatkan adik-adik Pramuka Penegak dan Pandega yang dilatih menjadi barista (peracik kopi) maupun pramusaji di tempat itu.

Kafe Jambore Kita itu terletak di Jalan Merpati No. 99, Kelurahan Kampung Sawah, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan. Bahkan sampai interior di dalam kafe itu, didesain dan dibuat sendiri oleh para Pembina Pramuka tersebut. Nama "Jambore Kita" jelas menunjukkan khas Pramuka. Di tempat itu, pengelola Kafe Jambore Kita menyediakan kopi yang diambil dari berbagai daerah di Indonesia. Tersedia pula teh-teh tradisional khas Indonesia. Ini merupakan upaya untuk lebih mempopulerkan jenis kopi dan teh dari berbagai di Indonesia.

Minuman dengan lambang gerakan kepanduan sedunia, WOSM, di permukaan cangkirnya. (Foto: Acep Asa)
Minuman dengan lambang gerakan kepanduan sedunia, WOSM, di permukaan cangkirnya. (Foto: Acep Asa)
Di samping sebagai tempat menikmati minuman, kafe itu direncanakan juga sebagai tempat berkumpul dan berkegiatan berbagai komunitas kaum muda. Mulai dari komunitas pencinta musik, penggemar sejarah, otomotif, kesusasteraan, olahraga, dan sebagainya. Komunitas Pramuka seperti Indonesia Scout Journalist yang merupakan kelompok pewarta yang senang meliput kegiatan kepramukaan dan Pramuka yang senang dengan kegiatan jurnalistik, juga ikut bergabung menyiapkan beberapa kegiatan.

"Kami membuka kesempatan bagi komunitas-komunitas untuk mengadakan kegiatan di sini," demikian dikatakan Kak Rapin, Pembina Pramuka yang memimpin pengelolaan kafe tersebut.

Dia mengharapkan kafe itu dapat menjadi tempat kreatif bagi kaum muda untuk mengembangkan kreasi dan keterampilan mereka.

Minuman berbahan kopi dengan siluet Tunas Kelapa, lambang Gerakan Pramuka. (Foto: Acep Asa)
Minuman berbahan kopi dengan siluet Tunas Kelapa, lambang Gerakan Pramuka. (Foto: Acep Asa)
Uniknya, di tangan Kak Acep Asa yang merupakan barista di situ, minuman-minuman kopi dapat disuguhkan dalam cangkir dengan menampilkan logo World Organization of the Scout Movement (WOSM) yang merupakan gerakan kepanduan sedunia, maupun logo siluet Tunas Kelapa dari Gerakan Pramuka. Betul-betul khas Pramuka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun