Bisa jadi karena pergaulannya di lingkungan kepramukaan, menjadikan Kak Djoko tidak canggung bahkan untuk bersahabat dengan mereka yang usianya jauh lebih muda. Sebagian anggota ISJ yang berusia di bawah 30 tahun, pernah merasakan kehangatan persahabatan dengannya sewaktu berlangsungnya Jambore Nasional (Jamnas) X di Bumi Perkemahan Pramuka Wiladatika Cibubur, Jakarta Timur, pada 14-21 Agustus 2016.
Meski pun bukan panitia dan tidak terlibat apa pun, namun dia menyumbang pembuatan spanduk-spanduk ISJ untuk dipasang di arena Jamnas. Dia juga menyempatkan diri sengaja datang dari Surabaya ke Jakarta untuk menengok adik-adiknya, meski pun hujan turun lebat dan bahkan sampai malam hari.
Sebagai seorang yang mengatakan dirinya sendiri adalah “pemerhati buku” dan senang pula pada aktivitas jurnalistik, membuat Kak Djoko banyak mendukung kegiatan literasi. Para sivitas akademikanya diajak untuk banyak membaca, menulis, dan dia sangat senang bila para dosen di Unipa menerbitkan buku-buku karya mereka. Hal itu diungkapkan secara terbuka, termasuk di media sosial.
Dia juga masih menulis di blog. Ada sekitar 10 blog pribadinya, mulai dari blog tentang koleksinya, blog tentang pandu dan Pramuka, sampai blog kata-kata bijak yang dikumpulkannya. Pernah ditanyakan kepadanya kenapa dia sampai membuat demikian banyak blog, jawabannya, “Karena saya ingin berbagi”. Tujuannya agar orang lain mendapat manfaat juga dari tulisan dan foto-foto yang diunggahnya. Ya, semangat berbagi itulah yang tampak nyata dari sosok seorang Djoko Adi Walujo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H